INDOZONE.ID - Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan. Pada bulan inilah, banyak sekali amalan-amalan yang dapat dilaksanakan sebaik mungkin oleh para muslimin seluruh dunia agar bisa mendapatkan ibadah puasa yang berkualitas.
Selain tentang hal-hal tersebut, bulan ramadhan juga membahas tentang setan-setan yang selalu menggoda kehidupan manusia, di mana jika selama bulan Ramadhan, pintu neraka akan ditutup, tak ketinggalan setan dan jin-jin jahat pun akan dibelenggu.
Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Yahya bin Ayyub, Qutaibah, dan Ibnu Hajar, di mana ketiganya meriwayatkannya dari Ismail bin Ja'far, dari Abu Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW. Hadits tersebut berbunyi sebagai berikut:
"Jika bulan Ramadhan datang, maka pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu"
Baca Juga: Tradisi Pesantren Kilat, Kecepatan dan Keteraturan Belajar Selama Ramadhan
Kemudian Hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam Sunan-nyw (nomor 682) dari Abu Kuraib Muhammad bin Al-'Ala bin Kuraib, dari Abu Bakar bin 'Abbas, dari Al-A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, juga membahas tentang hal ini. Hadits tersebut berbunyi:
"Pada awal malam bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin jahat dibelenggu, pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Pintu surga dibuka, tidak ada satu pintu pun yang ditutup.
Kemudian Allah menyeru: wahai penggemar kebaikan, rauplah sebanyak mungkin, wahai penggemar kebaikan, tahanlah dirimu. Allah pun memberikan pembebasan dari neraka bagi hamba-Nya. Dan itu terjadi setiap malam."
Denga melihat hadits-hadits tersebut, mungkin beberapa dari kita akan melontarkan pertanyaan terkait mengapa masih banyak terjadi perbuatan tidak terpuji, perbuatan maksiat, dan perbuatan jelek lainnya di bulan Ramadhan, padahal setan dan jin jahat sudah dikurung? Nah, tentu ada penjelasan untuk pertanyaan ini, seperti yang dikutip dari Nu Jabar.
Kata "shaffada" memiliki makna "mengikat", "membelenggu", termasuk membelenggu dengan menggunakan belenggu besi, sesuai dari hadist yang diriwayatkan Ibnu Hajar.
Baca Juga: 5 Tips Menjalani Puasa dengan Sehat dan Tetap Bugar di Bulan Ramadhan 2025
Terkait makna yang sebenarnya dari hadits tersebut, terdapat perbedaan pendapat dari para ulama hadits, di mana Al-Halimi yang dikutip oleh Badruddin Al-Aini dalam 'Umdatul Qari mengungkapkan, bahwa hadits ini bermakna bahwa setan mencuri dengar sebuah informasi langit.
Padahal seharusnya, setan tidak dapat melakukan itu karena mereka dibelenggu.
Kemudian, pendapat lain mengungkapkan bahwa setan tidak leluasa mengganggu manusia di bulan Ramadhan, karena manusia sibuk untuk berpuasa, tadarus Al-Qur'an, berzikir, dan menjalankan amalan-amalan lainnya.
Sehingga, istilah dibelenggu dalam hal ini berarti kelemahan setan dalam menggoda manyusia, menyelewengkan, dan memicu keinginan syahwat manusia.
Maka dari itu, menurut Abu Muhammad penulis kitab 'Umdatul Qari, jawaban dari pertanyaan mengapa masih banyak perbuatan buruk di bulan Ramadhan walau setan sudah dibelenggu, yaitu "setan terbelenggu di bulan Ramadhan bagi orang-orang berpuasa yang menjaga syarat, rukun, dan adabnya.
Beberapa pendapat lainnya dari ulama terkait hal ini mengungkapkan bahwa kata belenggu ini hanyalah kiasan, yang berarti Allah akan selalu menjaga umat muslim yang taat di bulan Ramadhan dari kelakuan setan, dan hal ini membuat setan tidak leluasa untuk mengganggu manusia.
Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa setan yang dibelenggu hanya sebagian saja.
Dan yang terakhir, ada yang berpendapat bahwa pembelengguan setan tidak berhubungan dengan keburukan yang dilakukan manusia.
Sebab dalam diri manusia sendiri masih terdapat pemicu berbagai perbuatan buruk yang setiap saat dapat terjadi tanpa adanya dorongan dari setan, sehingga pada konteks ini setan hanyalah "mempercantik" keburukan yang dilakukan oleh manusia.
Dengan berbagai ragaman perbedaan pendapat tersebut, maka pengertian setan dibelenggu dalam hadits memang tidak bisa dimaknai secara harfiah, dan bahkan ada yang memaknainya sebagai kiasan.
Artinya, setan akan terbelenggu dan tidak memiliki pergerakan yang leluasa bagi orang yang berpuasa dan selalu menjalankan adab, rukun, dan syaratnya. Dan secara bersamaan, Allah melindungi orang-orang seperti ini dari segala perbuatan tidak terpuji.
Baca Juga: Jaga Semangat dan Energi! 7 Tips Agar Tetap Produktif di Bulan Ramadhan
Dengan memahami hal ini, maka sudah sepantasnya kita mengambil langkah dengan cara mengendalikan hawa nafsu, menjauhi orang yang memberi pengaruh buruk, dan menjauhi kebiasaan buruk, agar kita selalu dapat terjaga dari pengaruh keburukan setan saat di bulan Ramadhan, dan juga di waktu-waktu lainnya.
Hal ini juga harus diiringi dengan selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala pengaruh buruk setan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jabar.nu.or.id