INDOZONE.ID - Lebaran itu identik dengan mudik. Momen pulang ke kampung halaman, ketemu keluarga, dan menikmati masakan khas yang selalu bikin kangen.
Sayangnya, nggak semua orang bisa mudik setiap tahun. Entah karena kerjaan, biaya, atau bahkan situasi yang nggak memungkinkan.
Nah, buat kamu yang lagi ngerasain rindu mudik, tiga puisi Idul Fitri ini mungkin bisa mewakili perasaanmu. Dibaca sambil nostalgia, ya!
Baca Juga: 3 Puisi Idul Fitri Tentang Keluarga yang Menyentuh Hati
1. Tiket Pulang yang Tak Kunjung Ada
Di sudut kamar aku terdiam,
memeluk rindu yang kian kelam.
Tiket pulang masih jadi angan,
tertahan waktu, tertahan keadaan.
Di kejauhan ibu menunggu,
ayah menatap langit sendu.
Lebaran datang tanpa aku,
serasa ada yang pilu di kalbu.
Aku ingin pulang, aku ingin kembali,
menghirup aroma tanah kelahiran ini.
Namun takdir berkata lain,
rindu ini masih harus bertahan.
Makna: Puisi lebaran ini menggambarkan seseorang yang ingin pulang tapi terhalang keadaan.
Meski rindu, ia tetap mencoba bertahan dengan harapan suatu saat bisa kembali.
Baca Juga: 3 Puisi Hari Raya Idul Fitri yang Singkat, Penuh Makna dan Bikin Hati Adem
2. Sepiring Ketupat di Ujung Panggilan Video
Ibu, sudahkah kau rebus ketupat?
Masihkah ayah sibuk di depan panggangan sate?
Aku di sini hanya bisa melihat,
lewat layar kecil yang membatasi segalanya.
Tak ada kecupan di kening,
hanya suara parau menahan tangis.
Tak ada genggaman tangan hangat,
hanya doa yang mengudara di antara sinyal.
Lebaran ini, aku masih jauh,
merindukan tawa di meja makan.
Tapi ibu, ayah, jangan bersedih,
kelak kita akan bertemu lagi.
Makna: Puisi ini menceritakan seseorang yang merayakan Lebaran dari kejauhan, hanya bisa melihat keluarganya lewat panggilan video.
Meski sedih, ia tetap optimis suatu saat bisa pulang.
Baca Juga: 17 Caption Lebaran Bersama Kakek, Bikin Momen Makin Berkesan!
3. Jalanan Panjang Menuju Rumah
Roda berputar, debu beterbangan,
jalanan panjang, hatiku bergetar.
Di depan sana rumah menunggu,
seperti pelukan ibu yang hangat selalu.
Setiap kilometer mendekatkan rindu,
setiap detik terasa makin syahdu.
Di kampung halaman, kisah lama menanti,
tertawa bersama, berbagi kembali.
Mudik adalah perjalanan hati,
menemukan diri dalam kenangan abadi.
Lebaran bukan sekadar hari raya,
tapi tentang pulang dan melepas dahaga.
Makna: Puisi ini menggambarkan perjalanan mudik yang penuh harapan.
Setiap kilometer mendekatkan seseorang dengan rumah dan keluarganya.
Baca Juga: 17 Caption Lebaran Bareng Nenek yang Mengesankan
Lebaran memang selalu tentang kebersamaan. Akan tetapi, nggak semua orang bisa merasakannya secara langsung.
Buat yang nggak bisa mudik, semoga puisi-puisi Idul Fitri tetang rindu mudik ini bisa menemani kesendirianmu di momen lebaran 2025 ini.
Nah buat yang bisa pulang, jangan lupa nikmati setiap momen bersama keluarga!
Kalau kamu sendiri, tahun ini bisa mudik atau harus menahan rindu lagi?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Ide Penulis, Amatan