Angkatan Udara Prancis telah singgah di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dalam rangka Misi Pegasus 2022, Senin kemarin.
Pada kesempatan ini, pesawat angkut A400M Angkatan Udara Perancis datang bersama pesawat tanker A330 MRTT dan pesawat tempur Rafale.
"A400M dibuat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan angkatan udara dan organisasi lain di seluruh dunia di abad ke 21 ini. A400M dapat melakukan tiga macam fungsi yang berbeda; misi angkut taktis dan strategis langsung ke lokasi yang membutuhkan, serta menjadi “tanker” untuk pengisian bahan bakar di udara," kata José-Luis de Miguel, Head of Product Marketing Airbus Defence & Space dalam press rilis kepada Indozone, Jumat (16/9/2022)
Kedatangan ini merupakan kunjungan A400M yang pertama setelah Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memesan pesawat tersebut pada tahun 2021.
Kunjungan tersebut dalam rangkaian acara Misi Pegasus 2022 dimana Angkatan Udara Perancis menunjukkan kemampuan A400M dan terdapat pemaparan tentang operasi penting yang telah dilayani selama ini, yang mencakup penanggulangan pandemi COVID-19 di berbagai belahan dunia, evakuasi dari Kabul, hingga pengiriman bantuan kemanusiaan ke Palu pada 2018 silam.
José-Luis de Miguel menjelaskan A400M merupakan pesawat angkut serbaguna untuk abad ke 21 dirancang oleh Airbus Military (sekarang Airbus Defense and Space) sebagai pengangkut udara taktis dengan kemampuan strategis untuk menggantikan pesawat angkut yang lebih tua, seperti Transall C-160 dan Lockheed C-130 Hercules.
Baca juga: 7 Quotes Kesuksesan dari Bapak Teknologi Indonesia BJ Habibie
Punya dapur pacu empat mesin turboprop kontra rotasi Europrop International (EPI) TP400, A400M menawarkan rentang operasional yang luas baik secara kecepatan maupun ketinggian terbang.
"Pesawat angkut ini merupakan solusi ideal untuk memenuhi beragam kebutuhan dari berbagai negara di seluruh dunia untuk misi militer dan kemanusiaan yang membawa manfaat untuk masyarakat," ujarnya.
A400M pertama diluncurkan pada tahun 2003 untuk menanggapi kebutuhan tujuh negara Eropa yang tergabung dalam OCCAR (Belgia, Prancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris), dengan Malaysia turut bergabung pada tahun 2005.
Baca juga: Letda Laut Catur Arum Nuryani Sang 'Kartini Rajawali Laut', Kantongi 200 Jam Terbang
Hal ini merupakan salah satu alasan utama pesawat ini begitu serbaguna. Penerbangan perdana A400M terjadi pada 11 Desember 2009 dan pengiriman pertamanya untuk Angkatan Udara Prancis terjadi pada 1 Agustus 2013.
Hingga kini, 11 A400M sudah dikirimkan dari total 176 unit yang dipesan. Sejak 2020, seluruh pelanggan yang memesan saat peluncuran sudah menerima pesawat A400M, dan pesawat ini telah mengakumulasi 100.000 jam terbang melalui misi-misi di seluruh dunia.
Mampu tangani berbagai misi transportasi
Menurut José-Luis de Miguel, A400M dapat menyelesaikan sebuah rangkaian misi yang biasanya memerlukan dua - atau lebih - tipe pesawat, yang meski sudah begitu pun masih memberikan solusi yang kurang sempurna. Badan pesawat A400M memiliki lebar eksternal 5,64 meter / 18ft 6in, satu kelas dengan pesawat berbadan lebar A330/A340.
Sedangkan pada bagian dalamnya, terdapat ruang yang bisa digunakan selebar empat meter /13ft, tinggi empat meter / 13ft, dan panjang hampir 18m / 59ft. Ruang yang leluasa ini memungkinkan A400M mengangkut kargo dengan ukuran besar, seperti helikopter NH90 atau CH-47 Chinook, atau kendaraan lapis baja infantri Stryker hingga dua buah, yang satunya memiliki berat 17 ton.
A400M juga dapat mengangkut truk trailer seberat 25 ton yang menarik kontainer seukuran 6m / 20ft, atau perahu penyelamat, hingga alat berat seperti ekskavator atau penderek yang sering dibutuhkan pada penanggulangan bencana.
Terlebih lagi, A400M adalah satu-satunya pesawat angkut yang dapat menerbangkan muatan ini langsung ke lokasi yang membutuhkan, berkat kemampuan pendaratannya yang unik. A400M memiliki 12 roda pendaratan utama yang didesain untuk mendarat di landasan berbatu, kerikil, atau berpasir. Roda pendaratan ini mampu menyerap beban secara efisien langsung ke struktur badan pesawat.
A400M juga memiliki desain yang meminimalisir risiko kerusakan dari objek asing. Dengan begitu, A400M dapat mendarat di, dan lepas landas dari, landasan pendek yang tak beraspal, baik lembut maupun kasar, dengan standar CBR4.
Sebagai contoh, misi pengiriman bantuan kemanusiaan dapat dituntaskan langsung ke lokasi yang membutuhkan dalam kurun waktu yang singkat setelah suatu bencana terjadi.
Ketika di darat, A400M dirancang untuk dapat menurunkan dan menaikkan muatan secara cepat dan otomatis. Penaikkan muatan juga bisa digunakan tanpa perangkat bantuan khusus. A400M dilengkapi kerekan berkekuatan 32 ton dan mesin derek opsional berkekuatan 5 ton.
Ruang kargonya juga dioptimalkan untuk dapat dioperasikan oleh satu orang loadmaster dari ruang kerja lewat komputer. Pada ruang kerja ini, seorang loadmaster dapat merencanakan lebih dulu penaikkan muatan menggunakan database yang sudah ada. Karena pengelolaan muatan yang cepat ini, A400M tidak perlu berlama-lama di daratan, membuatnya tidak rentan terhadap tindakan dari pihak yang tidak bersahabat.
A400M dapat terbang dengan kecepatan rendah, membuatnya ideal untuk operasi penerjunan muatan dari ketinggian yang rendah pula. A400M dapat menjamin respon langsung terhadap kejadian apa pun dapat dilakukan dengan cepat, membuatnya jadi pesawat angkut yang ideal.
Keserbagunaan untuk misi-misi lainnya
Berkat teknologi barunya, A400M dapat terbang hingga 4.700nm / 8.700km pada ketinggian jelajah hingga 37.000 kaki, dan pada kecepatan hingga Mach 0,72 - sangat mirip dengan pesawat angkut bermesin jet. Kemampuan ini memberikan A400M potensi untuk digunakan pada misi strategis/logistik.
Dengan kemampuan A400M untuk terbang lebih tinggi dan lebih cepat, pesawat ini mampu merespon krisis dengan cepat pula, karena jarak yang jauh dapat ditempuh dalam satu hari kerja satu tim kru penerbangan. Oleh karena itu, pesawat ini lebih efisien dari pendahulunya. Ketika terbang tinggi, pesawat juga dapat menghindari turbulensi, yang mana dapat membuat penerbangan lebih nyaman bagi kru, penumpang, maupun prajurit.
Kendali fly-by-wire A400M dan berbagai perlindungan flight envelope terkait dapat membantu kru menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kendali ini juga memungkinkan pilot untuk menggunakan pesawat hingga ke performa optimalnya hanya dengan satu gerakan sederhana pada tongkat kendali. Jadi ketika misalnya pilot melakukan manuver menghindar, pilot tidak perlu kuatir masuk pada keadaaan stall secara tidak sengaja atau memberi beban berlebihan ke badan pesawat.
Karena bisa terbang lebih tinggi dan lebih cepat, A400M juga menjadi pesawat tanker yang ideal untuk mengisi ulang bahan bakar jet tempur berkecepatan tinggi atau pun pesawat lain yang berukuran lebih besar. Pengisian bahan bakar dapat dilakukan lewat pod di bawah masing-masing sayap atau lewat unit pengisian yang terdapat pada tengah badan pesawat.
Kemampuan pengisian bahan bakar di udara yang sudah tertanam ini memungkinkan A400M untuk dikonfigurasi sebagai tanker dengan cepat. Oleh karena itu, A400M bisa beradaptasi dengan cepat untuk menanggapi skenario operasional yang dinamis, mampu menuntaskan beragam misi sesuai keperluan. Kemampuan adaptasi ini unik pada A400M, yang mana juga bisa menerima bahan bakar di udara.
A400M juga dapat mendukung misi penerjunan pasukan pada berbagai ketinggian terbang (paling tinggi hingga 40.000ft untuk misi pasukan khusus, dan paling rendah hingga 15ft untuk penerjunan muatan). Pesawat ini mampu mengangkut hingga 116 penerjun payung dengan segala perlengkapannya, yang bisa melompat dari rampa atau pintu samping, memungkinkan pengerahan pasukan dengan jumlah besar untuk operasi yang mendadak.
Kemampuan bertahan dan keandalan yang tinggi
A400M telah didesain khusus agar sulit dideteksi, tidak rentan, dan mampu bertahan, memberikannya kemampuan perlindungan diri yang sangat baik. Jika dilihat oleh perangkat infra-merah, mesin A400M memiliki penanda yang bersih dan minimal. Kendali fly-by-wire pesawat ini juga responsif, dengan empat komputer kendali yang independen, sistem kendali yang tahan kerusakan, serta opsi untuk menambahkan bantuan pertahanan dan lapisan pelindung untuk kokpit. Semua ini membuat A400M sulit ditemukan, sulit diserang, dan sulit untuk dilumpuhkan.
Sementara dari segi “down-time”, A400M merupakan pesawat angkut paling andal yang pernah ada. A400M hanya butuh 84 hari down-time untuk perawatan berjadwal dalam kurun waktu 12 tahun. Dengan menggunakan desain konsep dan peralatan komersial Airbus yang telah terbukti, A400M dapat terus siap sedia berkat komponennya yang sangat andal.
Artikel Menarik Lainnya
- Aksi Heroik Perawat Selamatkan Bayi Berhenti Bernapas di Pesawat, Penumpang Tepuk Tangan
- Ditegur Penumpang karena Kentut Dalam Pesawat, Pria Ini Balas Bentak Kasar
- Ternyata Pesawat Butuh Avtur Senilai Rp150 Juta untuk Sekali Jalan, Pantas Tiket Mahal
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: