Lebih dari 20 tahun lamanya memutuskan untuk menyumbangkan embrio mereka melalui program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF), pasangan suami istri ini dipersatukan kembali dengan anak kembarnya.
Brooke dan Chris Martin secara mengharukan bisa bertemu dengan tiga anaknya yang kembar yang lahir melalui rahim ibu berbeda berkat jasa tes DNA 23andMe.
Ini berawal saat keluarga Martins berhasil memiliki anak kembar laki-laki mereka pada Oktober 2000 setelah bertahun-tahun menantikan hadirnya sang buah hati.
Namun mereka tidak kunjung diberikan anak melalui proses normal karena masalah kesuburan seperti yang dilaporkan Today Parents.
Pada saat itu, pasangan tersebut tahu tahu bahwa mereka tidak bisa memiliki anak, tetapi mereka berjuang mendapatkannya melalui program bayi tabung.
Saat diberitahu bahwa mereka bisa mendapatkan embrio untuk program tersebut, mereka kemudian harus memutuskan apa yang harus dilakukan dengan sisa embrio yang tidak mereka gunakan.
Ada tiga pilihan: menyumbangkan embrio untuk sains, membuangnya, atau menyumbangkannya kepada pasangan yang ingin memperoleh bayi tapi tidak punya kesempatan karena mandul.
Sementara saat ini banyak pasangan dapat memilih siapa yang menerima embrio mereka atau bahkan memiliki adopsi embrio terbuka, itu tidak terjadi ketika pasangan itu membuat keputusan untuk menyumbangkannya.
"Kami yakin mereka akan diurus," kata Chris merujuk pada embrio mereka yang disumbangkan.
"Saat itu program bayi tabung sedang diuji coba dan itu cukup emosional. Kami tahu siapa pun yang menerima embrio kami akan mencintai mereka dan merawat mereka karena kami melalui proses yang sama. Kami tahu bagaimana rasanya sangat menginginkan anak," tambahnya.
Pada Januari 2021, setelah bertahun-tahun mencari tau tentang kabar anak dari embrio mereka, pasangan itu dihubungi oleh seorang pria bernama Thomas Monroe setelah dia menerima tes DNA dari 23andMe sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-18. Setelah mencarinya di Facebook, dia tidak ragu lagi soal siapa pria itu.
"Saya menangis," kata Brooke Hari ini. "Dia tampak mirip seperti anak laki-laki kami. Saya seperti, 'Itu anak kami - tidak diragukan lagi.'"
Baru setelah ketiganya bertukar serangkaian email, Thomas mengungkapkan bahwa dia bukan satu-satunya anak yang dihasilkan dari embrio Martin, tapi ada tiga.
"Saat itu dan ketika kami diberitahu bahwa ada tiga (kembar) dari mereka, Anda tidak tahu di mana harus meletakkannya di otak Anda. Tidak ada laci arsip di lemari arsip otak Anda untuk informasi semacam itu," kata Brooke ibu biologis tiga anak kembar dari embrio yang disumbangkan seperti yang dilaporkan People.
Anak kembar itu masing-masing, Thomas dan saudara-saudaranya, Lauren dan Peter, lahir pada 24 Oktober 2002 dari pasangan Trey dan Becky Monroe.
"Awalnya, saya mengira mereka semua laki-laki karena ada banyak laki-laki di keluarga kami," kata Brooke. "Jadi ketika saya mengetahui bahwa itu adalah seorang gadis, itu adalah momen yang sangat spesial, dan hubungan itu juga sangat spesial."
Keluarga Martin mulai berbicara dengan ayah si kembar tiga, ketika mereka mengetahui ibu mereka baru saja meninggal karena kanker, dan mereka pasti akan menyampaikan niat mereka.
"Kami ingin memberi tahu Trey bahwa kami tidak mengharapkan apa pun dan kami ingin menetapkan batasan yang membuatnya nyaman," kata Brooke kepada Today.
Dalam beberapa hari setelah mengetahui tentang si kembar tiga, Brooke memberi tahu People bahwa anak laki-lakinya terhubung dengan saudara kembar tiga lainnya melalui media sosial dan mulai berhubungan satu sama lain di tempat terpisah.
Si kembar tiga Monroe dan si kembar Martin sekarang menyebut satu sama lain sebagai saudara kandung dan si kembar tiga bahkan datang ke reuni keluarga dengan Martins Juli lalu.
"Trey sangat mendukung. Dia membawa si kembar tiga dan memastikan mereka semua datang ke reuni," tambahnya.
"Dia bahkan memberi kami akses ke dokumentasi video keluarga ketika mereka tumbuh dewasa. Sungguh luar biasa."
Brooke, yang terus mendokumentasikan perjalanan luar biasa keluarganya di halaman Facebook berjudul Love Multiplied, mengatakan dia berharap ceritanya akan membantu "mendidik orang lain tentang donasi dan adopsi embrio."
"Saya ingin bisa menjadi sumber referensi," tambahnya.
"Jika Anda telah melalui program in vitro (bayi tabung) dan Anda memiliki embrio yang tersisa. Saya ingin berbicara dengan orang itu, memproses emosi dan kemungkinannya, dan tidak marah jika seseorang tidak memilih apa yang kami lakukan, tetapi hanya untuk memberitahu mereka."
Artikel Menarik Lainnya:
- Di Sidang Migor, Pejabat Bea Cukai Akui Pengusaha Tak Wajib Realisasikan Kuota CPO
- Harga Minyak Goreng Naik, Pengusaha Minyak Kelapa di Pacitan Banjir Orderan
- 3.000 Paket Sembako Disebar untuk Korban Gempa Cianjur, Polri: Nanti Kita Kirim Lagi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: