Sabtu, 16 NOVEMBER 2024 • 14:00 WIB

Kebaya Janggan: Busana Bersejarah Istri Pangeran Diponegoro yang Sarat Makna

Author

Kebaya Janggan

INDOZONE.ID - Kebaya janggan, salah satu busana tradisional yang sarat nilai budaya, memiliki kaitan erat dengan lingkungan Kraton Yogyakarta.

Lebih dari sekadar pakaian, kebaya ini menjadi simbol status sosial, identitas, dan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.

Tak hanya itu, kebaya janggan juga dipercaya pernah dikenakan oleh istri Pangeran Diponegoro, menjadikannya bagian dari sejarah perjuangan bangsa.

Baca Juga: Makna Kebaya Emas yang Digunakan Puan Maharani di Sidang Tahunan MPR-DPR RI

Fakta Tentang Kebaya Janggan

Fakta tentang kebaya janggan

Berikut beberapa fakta tentang kebaya janggan yang sarat makna.

1. Deskripsi Fisik

Kebaya janggan memiliki desain tertutup dari leher hingga kaki, dengan 21 kancing yang memiliki posisi dan makna simbolis, 6 di leher, 2 di dada, dan 5 di masing-masing lengan.

Kebayaini terbuat dari kain berwarna hitam atau bermotif kembang batu. Warna hitam mencerminkan kesederhanaan dan identitas sosial pemakainya.

2. Aturan Pemakaian

Hanya abdi dalem perempuan tertentu, seperti keparak, wiyaga putri, pesinden, dan punakawan perempuan yang diperbolehkan mengenakan kebaya ini.

Kebaya janggan melambangkan hierarki sosial di Kraton Yogyakarta, dengan aturan yang mengatur siapa saja yang dapat memakainya, terutama dalam acara resmi seperti Hajad Dalem Ngabekten.

3. Asal Usul Nama

Kata "janggan" berasal dari "jangga," yang dalam bahasa Jawa berarti menutupi, mencerminkan fungsi busana ini sebagai penutup tubuh.

Baca Juga: Jelang Perayaan Hari Kebaya Nasional, Simak Asal-usul hingga Simbol Identitas Kebudayaan

Makna Kebaya Janggan

Makna Kebaya Janggan

Kebaya janggan menegaskan kedudukan sosial pemakainya di lingkungan Kraton, memperkuat identitas budaya masyarakat Jawa.

Terinspirasi dari baju kurung santri perempuan di Banten, kebaya ini mencerminkan akulturasi antara budaya Jawa dan pengaruh nilai-nilai Islam.

Kebaya janggan mencerminkan kesopanan dan kehormatan, dengan desain yang anggun sekaligus menyampaikan pesan moral dan spiritual, seperti rasa hormat dan tanggung jawab.

Penamaan "janggan" menggambarkan proses interaksi antara bahasa dan budaya yang terus berkembang, memperkaya makna leksikal dalam tradisi Jawa.

Kebaya janggan adalah simbol identitas, status sosial, dan nilai-nilai budaya yang kuat. Busana ini menjadi pengingat perjalanan sejarah dan pentingnya menjaga tradisi sebagai bagian dari identitas bangsa.

 


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Journal Of Social Research