Rabu, 21 JULI 2021 • 11:05 WIB

Lebih dari 1 Juta Anak Kehilangan Orang Tua Mereka karena Pandemi Covid-19

Author

Ilustrasi anak-anak. (REUTERS/Jacob Garcia)

Lebih dari satu juta anak kehilangan orang tua karena Covid-19, jika mereka tidak mendapatkan bantuan, kemungkinan anak-anak menjadi lebih buruk, menurut sebuah studi.

Virus Corona telah dijuluki sebagai pandemi tersembunyi, setelah 1,5 juta anak ditemukan kehilangan ibu, ayah atau kerabat mereka.

Tindakan mendesak diperlukan untuk mendukung anak-anak yang berduka, sebelum semuanya terlambat, kata para penelitian dalam temuan yang dipublikasi di The Lancet.

"Pandemi tersembunyi dari yatim piatu adalah darurat global, dan kita tidak mampu menunggu sampai besok untuk bertindak," kata penulis utama Dr Seth Flaxman di Imperial College London, dikutip dari Mirror.

"Pandemi Covid-19 yang tidak terkendali secara tiba-tiba dan permanen mengubah kehidupan anak-anak yang ditinggalkan," sambungnya.

Data kematian dari 21 negara, terhitung 77 persen dari semua kematian global akibat Covid-19.

Ini termasuk kematian Covid yang telah dilaporkan antara 1 Maret 2020 dan 30 April 2021 dan setiap kelebihan kematian dari penyebab lain.

Menurut analisis mereka setidaknya 1.134.000 anak kehilangan orang tua atau kakek neneknya karena virus corona.

Dari jumlah tersebut, 1.042.000 kehilangan ibu atau ayah mereka, atau keduanya dan secara keseluruhan, 1.562.000 anak kehilangan orang tua atau kerabat yang lebih tua yang merawat.

Peru, Afrika Selatan dan Meksiko adalah negara-negara di mana anak-anak paling mungkin kehilangan pengasuh utama mereka, diikuti oleh Brasil, Kolombia, Iran, Amerika Serikat, dan Rusia.

Hampir di setiap negara, pria lebih mungkin meninggal karena virus corona daripada wanita terutama mereka yang berusia paruh baya atau lebih tua.

Secara keseluruhan, hingga lima kali lebih banyak anak kehilangan ayah mereka daripada kehilangan ibu mereka, kata para peneliti.

Anak-anak yatim piatu, yang jumlahnya sekitar 140 juta di seluruh dunia sebelum pandemi global, menghadapi risiko masalah kesehatan mental, kemiskinan, dan kekerasan fisik, emosional, dan seksual yang lebih tinggi.

Data tentang kematian berlebih, jumlah orang yang meninggal karena penyebab lain selama pandemi di atas tidak tersedia untuk semua negara dalam penelitian ini, itu artinya temuan dapat diremehkan.

"Studi kami menetapkan perkiraan minimum, batas bawah, untuk jumlah anak yang kehilangan orang tua dan/atau kakek-nenek," kata Penulis utama Dr Juliette Unwin juga di Imperial College London.

Tragisnya, banyak faktor demografis, epidemiologis, dan perawatan kesehatan menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya yang terkena dampak bisa lebih besar.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir