Kamis, 08 DESEMBER 2022 • 17:56 WIB

Gawat! COVID-19 Varian Baru BN.1 Sudah Ditemukan 20 Kasus, Berikut Sebarannya

Author

Ilustrasi COVID-19 subvarian Omicron BN.1 sudah ada di Indonesia. (freepik)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan COVID-19 Subvarian Omicron BN.1 yang terdeteksi di Indonesia, berjumlah 20 kasus. Subvarian ini pertama kali ditemukan sejak terdeteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022 lalu.

Temuan kasus COVID-19 varian ini, membuat Kemenkes melakukan penelitian terkait penyebaran subvarian terbaru itu.

"Kami menemukan satu varian yang berbeda dengan yang lain. Ini yang lagi kami monitor, apakah ini akan menjadi penyebab peningkatan kasus atau tidak di Indonesia," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Antara, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga: WHO: Varian Baru yang Mematikan Bisa Muncul Saat Kewaspadaan Terhadap COVID-19 Turun

Adapun sebaran 20 kasus COVID-19 subvarian BN.1 ini kata Nadia, dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, dan Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus.

Menurut Nadia, BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Omicron. Di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di gedung Kemenkes RI di Jakarta, Kamis (8/12/2022). (Antara/Andi Firdaus).

Saat ini, kasus BN.1 dilaporkan ada di Amerika Serikat, Inggris, Austria, Australia, dan India.

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sedang memonitor varian ini, karena terdapat peningkatan kasus dengan varian BN.1 selama 1 bulan terakhir," katanya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Masih Naik Jelang Nataru, Epidemiolog: Level PPKM Perlu Dievaluasi

Proporsi kasus secara global pada sepekan terakhir adalah sebesar 5,1 persen, meningkat dari 4,4 persen dari pekan sebelumnya. Nadia bilang, belum cukup data mengenai kemampuan transmisi dan keparahan dari varian BN.1 ini.

"Tapi diasumsikan memiliki kemampuan untuk immunity-escape," ujar Nadia.

Ia mengimbau, masyarakat untuk tetap patuh pada protokol kesehatan menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M), serta segera mengakses layanan vaksinasi di sentra kesehatan terdekat.

"Tetap percepatan vaksinasi kami lakukan, dan vaksinasi booster masih menjadi syarat perjalanan," imbuhnya.

Selain itu, Kemenkes juga mengintensifkan survailens genomik untuk melacak kasus. Meski secara umum, tren kasus COVID-19 yang didominasi Subvarian XBB dan BQ.1 di Indonesia telah melampaui situasi puncak.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: