Rabu, 15 NOVEMBER 2023 • 06:15 WIB

Paling Optimal Diberikan saat Praremaja, tapi Bisa Gak Sih Orang Berusia 55 Tahun Disuntik Vaksin HPV?

Author

Ilustrasi remaja diberikan vaksin HPV

INDOZONE.ID - Vaksin human papillomavirus (HPV) disebut paling optimal diberikan saat seseorang memasuki usia praremaja, dan belum aktif secara seksual.

Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis anak lulusan Fakultas Kedokteran UGM, dr Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A.

"Kalau vaksin HPV diberikan anak karena paling optimal diberikan pada usia kira-kira pra-remaja. Optimal dalam memberikan kekebalan tubuh," ujar dr Denta, Selasa (14/11/2023).

Pemberian vaksin ini disebutnya, menjadi upaya untuk mencegah infeksi HPV, kanker serviks atau leher rahim dan kanker terkait HPV lainnya.

Baca Juga: Jangan Kemakan Hoaks! Vaksin HPV Enggak Bikin Anak Mandul

Denta lalu merujuk pada studi yang mengatakan bahwa saat vaksin diberikan pada seseorang berusia praremaja yaitu 9-14 tahun dan belum aktif melakukan hubungan seksual, maka antibodi yang terbentuk sangat tinggi.

Dengan begitu, mereka hanya membutuhkan dua kali suntikan atau dua dosis. Sedangkan yang sudah berusia 15 tahun ke atas, perlu tiga dosis vaksin HPV.

Iliustrasi pemberian vaksin HPV

Lalu terkait dengan keamanan vaksin, Denta berkaca pada data di Amerika Serikat, dengan cakupan vaksinasi sekitar 100 juta dosis sejak tahun 2006 hingga 2016 bahwa tidak ditemukan efek samping yang parah.

"Kalau disuntik nyeri tetapi penurunan infeksinya bisa hampir 100 persen," ujar Denta.

Meski vaksin disarankan diberikan di usia praremaja, namun orang-orang dewasa dan telah aktif secara seksual tetap bisa divaksin.

Baca Juga: Dear Orangtua, Dinkes Sebut Vaksin HPV Penting untuk Anak Perempuan demi Cegah Kanker Serviks

Sementara itu, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Keven Tali, Sp.OG mengatakan, vaksin HPV masih bisa diberikan kepada orang yang berusia 55 tahun.

"Usia 9 tahun -14 tahun dua dosis. Tapi orang-orang yang sudah menikah pun dan ingin divaksin, sudah punya anak pun itu masih bisa bahkan sampai usia 55 tahun juga tidak apa-apa. Misalnya ingin divaksin tinggal dikonsultasikan ke dokter," ujar dr Keven.

Dr Keven menjelaskan jika vaksin bertujuan untuk mencegah, bukan mengobati penyakit. Selain vaksin, dia juga menyarankan orang yang sudah aktif secara seksual menjalani pap smear.

"Jadi dimasukkan alat ke vagina lalu kita swab. Itu tindakan hanya sebentar, diperuntukkan wanita yang sudah pernah ada kontak seksual karena memasukkan alat ke dalam vagina yang berpotensi merusak selaput dara," tandasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Antara