INDOZONE.ID - Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah pola makan.
Namun, terkadang kita tidak menyadari bahwa beberapa makanan yang umumnya dianggap aman, dapat menjadi berbahaya jika tidak langsung dimakan.
Berikut ini adalah lima makanan yang sebaiknya tidak disimpan terlalu lama sebelum dikonsumsi:
Telur Mentah
Telur mentah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri berbahaya seperti Salmonella.
Bakteri ini dapat masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang porus, atau dapat ditularkan melalui kotoran hewan yang terkontaminasi.
Jika telur tidak dimasak dengan baik sebelum dikonsumsi, risiko keracunan makanan meningkat.
Salmonella merupakan penyebab umum keracunan makanan yang bisa mengakibatkan gejala seperti mual, muntah, diare, demam, kram perut, dan sakit kepala.
Gejala ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada jumlah bakteri yang terkonsumsi dan keadaan kesehatan individu.
Penting untuk memasak telur dengan baik sebelum dikonsumsi, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Pastikan telur dimasak hingga matang untuk membunuh bakteri Salmonella dan mengurangi risiko keracunan makanan.
Selain itu, penting untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa telur sebelum membeli, dan hindari menyimpan telur dalam waktu yang lama sebelum dimasak.
Menggunakan telur yang telah dipasteurisasi juga dapat mengurangi risiko terkena keracunan makanan.
Dengan memahami bahaya potensial telur mentah dan tindakan pencegahan yang perlu diambil, kita dapat menjaga kesehatan diri dan keluarga serta menghindari keracunan makanan yang serius.
Daging Mentah
Daging mentah, termasuk daging ayam dan sapi, rentan terkontaminasi oleh bakteri seperti E. coli dan Salmonella.
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius pada manusia, jika daging tidak dimasak dengan benar atau disimpan dalam kondisi yang tidak sesuai.
Bakteri tersebut dapat hadir pada permukaan daging atau di dalamnya, tergantung pada sanitasi saat pengolahan dan penyimpanan.
E. coli, terutama strain O157:H7, biasanya berasal dari feses hewan dan dapat menyebar ke daging selama proses pemotongan.
Jika daging tidak disimpan dengan benar, bakteri ini dapat berkembang biak dengan cepat, meningkatkan risiko keracunan makanan.
Sementara itu, Salmonella juga dapat hadir di dalam daging ayam atau sapi dan menyebabkan infeksi salmonellosis.
Untuk mengurangi risiko terkena keracunan makanan, daging mentah harus diperlakukan dengan hati-hati.
Pastikan membeli dari sumber yang terpercaya dan memasak daging hingga matang sebelum dikonsumsi.
Daging segar sebaiknya dimasak segera setelah dibeli atau disimpan dalam suhu yang aman di lemari es.
Hindari kontaminasi silang dengan bahan makanan lain, dan pastikan perlengkapan memasak dan permukaan yang digunakan bersih.
Dengan tindakan pencegahan ini, risiko keracunan makanan yang disebabkan oleh daging mentah dapat diminimalkan, memastikan keselamatan dan kesehatan dalam konsumsi makanan.
Ikan Mentah
Ikan mentah, seperti sushi atau sashimi, memiliki potensi mengandung parasit dan bakteri berbahaya bagi kesehatan manusia.
Parasit seperti cacing pita dapat berkembang biak di dalam ikan yang tidak segar atau tidak disimpan dengan benar.
Konsumsi ikan mentah yang terkontaminasi, dapat menyebabkan infeksi parasitik pada manusia.
Mengonsumsi ikan mentah yang terkontaminasi dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, keracunan makanan, atau bahkan infeksi parasitik yang serius.
Infeksi parasitik seperti anisakiasis, yang disebabkan oleh cacing Anisakis, dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, nyeri perut, dan bahkan kerusakan pada dinding usus.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas ikan mentah yang akan dikonsumsi. Pastikan untuk membeli ikan dari sumber yang terpercaya dan terjamin kebersihannya.
Ikan segar biasanya memiliki mata yang jernih, kulit yang lembab, dan bau yang segar dari laut.
Selain itu, pastikan untuk menyimpan ikan dalam suhu yang tepat dan segera memasaknya setelah dibeli.
Jika ingin menikmati ikan mentah seperti sushi atau sashimi, pastikan untuk memilih restoran yang memiliki standar kebersihan yang tinggi dan menyajikan ikan mentah dengan aman.
Restoran sushi yang baik biasanya menggunakan ikan yang telah melalui proses pembekuan untuk membunuh parasit sebelum disajikan.
Hal ini merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko infeksi parasitik yang disebabkan oleh ikan mentah.
Dengan memperhatikan kualitas ikan mentah dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, kita dapat menikmati hidangan ikan mentah dengan lebih aman, dan menghindari masalah kesehatan yang tidak diinginkan.
Sayuran Berdaun Hijau
Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, selada, atau kale, merupakan sumber nutrisi yang penting dalam pola makan sehat.
Namun, perlu diingat bahwa sayuran ini juga rentan terhadap kontaminasi oleh bakteri seperti E. coli jika tidak disimpan atau diolah dengan benar.
Bakteri E. coli dapat hadir di tanah atau air yang digunakan untuk pertanian sayuran.
Jika sayuran tidak dicuci dengan benar sebelum dikonsumsi, bakteri ini dapat tetap menempel pada permukaan sayuran dan menyebabkan risiko infeksi jika dimakan mentah atau kurang dimasak.
Selain itu, penyimpanan sayuran dalam kondisi yang tidak sesuai, seperti suhu yang terlalu hangat atau kelembaban yang tinggi, dapat mempercepat pertumbuhan bakteri ini.
Sebelum mengonsumsi sayuran berdaun hijau, sangat penting untuk mencucinya dengan bersih di bawah air yang mengalir.
Gunakan sikat sayuran atau tangan untuk membersihkan permukaan daun dan pastikan untuk membuang bagian yang tampak layu atau terkontaminasi.
Setelah dicuci, sayuran sebaiknya disimpan dalam wadah yang bersih dan dikeringkan dengan handuk dapur atau alat pengering sayuran sebelum disimpan di lemari es.
Dengan cara ini, kita dapat mengurangi risiko kontaminasi bakteri pada sayuran berdaun hijau dan menjaga kesehatan kita saat mengonsumsinya.
Pastikan untuk selalu memperhatikan kebersihan dan keamanan saat mempersiapkan dan menyimpan sayuran, sehingga kita dapat menikmati manfaat gizi dari sayuran tanpa khawatir akan risiko kesehatan yang tidak diinginkan.
5. Buah-Buahan Segar
Buah-buahan segar rentan terkontaminasi oleh bakteri dan jamur jika tidak disimpan dengan benar. Kulit buah yang tergores atau terluka dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme berbahaya.
Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan kondisi kulit buah saat membeli dan pastikan tidak ada tanda-tanda kerusakan yang mencolok.
Selain itu, beberapa buah seperti pisang dan apel dapat menghasilkan gas etilen yang mempercepat proses pematangan buah-buahan lain di sekitarnya.
Hal ini dapat menyebabkan buah-buahan lain menjadi lebih cepat matang dan akhirnya membusuk.
Untuk menghindari hal ini, pisahkan buah-buahan yang menghasilkan gas etilen dengan yang lainnya saat penyimpanan.
Saat menyimpan buah-buahan segar, pastikan untuk memperhatikan suhu dan kelembaban lingkungan penyimpanan.
Sebagian besar buah-buahan membutuhkan suhu yang sejuk tetapi tidak terlalu dingin, serta kelembaban yang cukup agar tetap segar lebih lama.
Gunakan wadah atau kantong plastik yang dapat bernapas untuk mengurangi kondensasi dan memperlambat pembusukan.
Selain itu, segera konsumsi buah-buahan setelah dibeli untuk meminimalkan risiko kerusakan dan kontaminasi.
Jika ingin menyimpan buah-buahan untuk waktu yang lebih lama, pertimbangkan untuk melakukan pengawetan, seperti pengeringan atau pengolahan menjadi produk olahan, untuk memperpanjang umur simpannya.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, kita dapat menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terkena keracunan makanan.
Selalu pastikan untuk memperhatikan tanggal kedaluwarsa, menyimpan makanan dalam suhu yang tepat, dan memperhatikan kondisi makanan sebelum dikonsumsi.
Kesehatan adalah investasi terpenting dalam hidup kita, jadi mari kita jaga dengan baik.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Siloam Hospital