Selasa, 25 JUNI 2024 • 11:13 WIB

Mengenal Malaria, Penyakit Menular Dari Nyamuk Selain DBD Yang Tidak Kalah Berbahaya

Author

Ilustrasi nyamuk penyebab penyakit malaria. (Istimewa)

INDOZONE.ID - Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang menyebabkan terjadinya penyakit malaria yaitu Anopheles betina. Penyakit malaria banyak ditemukan di negara tropis. Hampir sama dengan Demam Berdarah, malaria ditandai dengan terjadinya demam dan menggigil selama beberapa hari.

Secara global, pada tahun 2022 diperkirakan kasus malaria mencapai 249 juta kasus dengan kematian sebanyak 608.000 kematian di 85 negara. Negara-negara Afrika adalah daerah dengan beban terbesar kasus malaria di dunia.

Pada 2022, negara-negara di Afrika memiliki kasus malaria sebanyak 94% (233 juta kasus) dari keseluruhan kasus di dunia, dan kematian sebanyak 95% (580.000) dari kasus kematian malaria di dunia. Anak-anak berusia di bawah 5 tahun menyumbang sekitar 80% dari seluruh kematian malaria di daerah tersebut.

Di Indonesia, hingga kini malaria masih menjadi ancaman di beberapa daerah. Pada 2021, terdapat 90 ribu kasus malaria. Angka ini menurun secara signifikan di mana pada tahun 2020 terdapat lebih dari 200 kasus. Penularan malaria ini diakibatkan dari Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina.

Baca Juga: WHO Beri Izin Terhadap Vaksin Malaria, Jadi Yang Pertama di Dunia Loh!

Beberapa jenis parasit malaria yang menginfeksi manusia, antara lain Plasmodium Falciparum, P. Vivax, P. Ovale, dan P. Malariae. Selain 5 parasit tersebut, ada 1 parasit yang dapat menyebabkan malaria zoonosis (menular dari hewan ke manusia), yaitu P. Knowlesi, yang secara alami menginfeksi kera di Asia Tenggara, dan kemudian dapat menular ke manusia.

Plasmodium Falciparum dan P. Vivax adalah dua parasit malaria yang menjadi ancaman terbesar. Plasmodium Falciparum juga dapat menyebabkan infeksi yang parah dan mengakibatkan kematian jika tidak segera diobati.

Parasit malaria yang masuk ke tubuh akan berjalan dan berkembang biak di hati, serta menyerang sel darah merah. Kemudian parasit akan bertelur dan berkembang biak setelah masuk ke dalam darah hingga sel darah merah pecah. Malaria dapat menular dari orang dengan beberapa jalur, seperti transfusi darah, transplantasi organ, dari ibu hamil ke bayinya di kandungan, dan berbagi jarum.

Jenis Malaria

1. Plasmodium vivax

Jenis malaria ini adalah yang paling sering terjadi. Plasmodium ini yang menyebabkan terjadinya malaria tertiana setiap 3 hari sekali. Penyakit malaria ini bisa melemahkan kekebalan tubuh walaupun hanya menimbulkan gejala ringan seperti demam, menggigil, merasa lelah, dan diare.

Baca Juga: Hari Malaria Sedunia, WHO Gencar Gerakan Nol Kasus di Tengah Pandemi Corona

2. Plasmodium Falciparum

Jenis malaria ini banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Jika tidak mendapatkan penanganan segera, dapat menimbulkan gangguan pada otak dan sistem saraf, kelumpuhan, dan kejang. Malaria jenis ini adalah malaria pada posisi pertama yang menyebabkan kematian

3. Plasmodium Malariae

Jenis malaria ini adalah jenis malaria yang jarang terjadi. Umum ditemukan di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara. Gejalanya yaitu demam dan menggigil yang tak kunjung reda

4. Plasmodium Ovale

Jenis malaria yang jarang terjadi, banyak ditemukan di negara-negara Afrika seperti Ghana, Liberia, Nigeria. Gejalanya antara lain Demam, menggigil, nyeri-nyeri, dan diare. Parasit di malari ini bisa menetap di hati selama 4 tahun, hingga penyakit ini kambuh kembali

5. Plasmodium knowlesi

Jenis malaria ini ditemukan pada primata dan dapat menginfkesi manusia. Gejalanya mirip dengan Plasmodium malariae, namun dapat berkembang dengan cepat menjadi penyakit serius

Faktor Risiko

Orang-orang yang bertempat tinggal di negara tropis dan subtropis lebih berisiko terkena malaria.

Beberapa wilayah yang termasuk di negara tropis dan subtropis antara lain Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Rep. Dominika, Haiti dan negara-negara Karibia, Eropa Timur, Asia Selatan dan Tenggara, dan Negara-Negara Oceania. Anak kecil, orang tua, dan wanita hamil berisiko lebih tinggi terkena malaria.

Gejala Malaria

  • Demam tinggi
  • Menggigil
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Nyeri kepala
  • Nyeri otot
  • Banyak berkeringat
  • Nyeri perut
  • Sesak nafas
  • Jantung berdebar-debar
  • Tidak nafsu makan
  • Nyeri perut

Baca Juga: Perbedaan Gejala Antara Corona Dengan Malaria

Pengobatan

1. Pil Kina

Pil kina atau klorokuin fosfat adalah obat untuk membunuh infeksi parasit. Namun, di banyak wilayah, parasite sudah resisten dengan obat ini, sehingga dinilai sudah tidak efektif

2. Terapi ACT

Kemenkes dan WHO merekomendasikan Artenimisin-based Combination Therapy (ACT) sebagai pengobatan malaria. Terapi ini memadukan beberapa obat untuk melawan parasit malaria dengan cara yang berbeda.

Pencegahan

  • Pasang kelambu
  • Oleskan obat nyamuk ke kulit dan pakaian
  • Kenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Ayosehat.kemkes.go.id