Minggu, 07 JULI 2024 • 09:45 WIB

10 Mitos Umum Tentang Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui, Apa Saja Ya?

Author

Potret pria yang sedang mengalami penyakit jantung koroner. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Selama satu dekade terakhir, pemahaman tentang penyebab dan pencegahan serangan jantung telah meningkat pesat.

Namun, masih banyak kesalahpahaman tentang faktor risiko penyakit jantung dan penyakit itu sendiri.

Menggantikan mitos-mitos ini dengan kebenaran dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan jalan terbaik menuju jantung yang sehat.

Baca Juga: 3 Gejala Umum Jantung Koroner, Dimulai Dari Sering Merasa Lelah

Berikut adalah beberapa mitos umum seputar penyakit jantung yang perlu diluruskan:

Mitos 1: Jika Menderita Penyakit Jantung, Harus Beristirahat Total

Ilustrasi pria yang mengalami jantung koroner. (freepik.com)

Banyak yang berpikir bahwa penderita penyakit jantung harus beristirahat total. Namun, bersikap sedentari justru berisiko.

Aktivitas fisik dapat membantu memperkuat otot jantung, meningkatkan aliran darah ke otak dan organ dalam, serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Konsultasikan dengan dokter tentang jenis dan jumlah latihan yang sesuai.

Baca Juga: 8 Manfaat Buah Markisa untuk Wajah yang Perlu Kamu Tahu

Mitos 2: Mengonsumsi Obat Penurun Kolesterol Berarti Bebas Makan Apa Saja

Kolesterol dalam darah berasal dari dua sumber: produksi oleh hati dan dari makanan tertentu. Statin mengurangi jumlah kolesterol yang dibuat oleh hati, yang kemudian menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Namun, jika terus mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh, efek obat tidak akan maksimal. Batasilah asupan kolesterol dan lemak jenuh agar obat penurun kolesterol dapat bekerja dengan baik.

Mitos 3: Tekanan Darah Tinggi pada Usia Tua Tidak Berbahaya

Faktor yang meningkatkan risiko jantung koroner. (freepik.com)

Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi ini bukan berarti baik. Arteri yang kaku memaksa jantung untuk memompa lebih keras, yang dapat merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Periksakan tekanan darah secara rutin dan jika lebih dari 140/90 mmHg, tanyakan pada dokter cara menurunkannya.

Mitos 4: Diabetes Tidak Menyebabkan Penyakit Jantung Jika Mengonsumsi Obat Diabetes

Obat diabetes membantu menurunkan kadar gula darah, tetapi kontrol gula darah tidak banyak mempengaruhi pembuluh darah besar yang dapat meradang dan rusak, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Selain mengonsumsi obat diabetes, penting juga untuk menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi, berhenti merokok, dan menurunkan berat badan.

Baca Juga: Mengenal Henti Jantung Mendadak, Gejala dan Tanda yang Perlu Diwaspadai

Mitos 5: Vitamin dan Suplemen Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Ilustrasi wanita yang mengalami gejala jantung koroner. (freepik.com)

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan vitamin untuk mencegah atau mengobati penyakit kardiovaskular.

Tubuh menyerap vitamin dan mineral dengan lebih baik dari makanan. Konsumsilah berbagai makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

Mitos 6: Merokok Bertahun-tahun Membuat Berhenti Merokok Tidak Ada Gunanya

Manfaat berhenti merokok dimulai segera setelah berhenti, tidak peduli usia atau berapa lama merokok. Satu tahun setelah berhenti, risiko serangan jantung akan turun hingga 50%.

Dalam 10 tahun, risikonya sama seperti orang yang tidak pernah merokok. Cari bantuan untuk berhenti merokok, seperti menggunakan tambalan nikotin, permen karet nikotin, atau obat berhenti merokok.

Baca Juga: IJN Malaysia Berhasil Tangani Pasien dengan Ritme Jantung Abnormal, Pertama di ASEAN!

Mitos 7: Penyakit Jantung Lebih Banyak Menyerang Pria

Ilustrasi pria yang memiliki faktor risiko jantung koroner (freepik.com)

Sejak 1984, lebih banyak wanita yang meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan pria. Penyakit jantung adalah penyebab kematian utama pada wanita di atas usia 65 tahun, sama seperti pada pria.

Minta dokter melakukan pemeriksaan jantung yang mencakup pemeriksaan kolesterol dan tekanan darah, lalu ikuti rekomendasi dokter.

Mitos 8: Penderita Penyakit Jantung Harus Menghindari Semua Lemak

Diet rendah lemak jenuh, lemak trans, dan lemak sebagian terhidrogenasi memang dianjurkan, tetapi lemak tak jenuh dari minyak nabati dan makanan lainnya bermanfaat.

Konsumsilah ikan yang kaya asam lemak omega-3, seperti salmon, dua kali seminggu. Sertakan produk susu rendah lemak, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan minyak zaitun dalam diet.

Mitos 9: Serangan Jantung Ringan Tidak Masalah

Serangan jantung ringan mungkin tidak mempengaruhi fungsi jantung secara keseluruhan, tetapi merupakan tanda serius bahwa ada penyakit jantung yang berbahaya dan serangan jantung berikutnya mungkin mematikan.

Kurangi risiko serangan jantung dengan menjaga berat badan, kadar kolesterol, dan tekanan darah dalam rentang normal, tidak merokok, dan rutin memeriksakan diri ke dokter.

Mitos 10: Angioplasti dan Stent atau Operasi Bypass Menyembuhkan Jantung

Angioplasti dan operasi bypass dapat mengurangi nyeri dada (angina) dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi tidak menghentikan penyakit dasar yaitu aterosklerosis.

Tanpa mengatasi masalah yang menyebabkan aterosklerosis, arteri akan terus tersumbat dengan plak lemak, yang dapat menyebabkan angina kembali atau serangan jantung dan stroke.

Setelah menjalani angioplasti atau operasi bypass, penting untuk mengatasi masalah seperti kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi, pola makan yang buruk, merokok, atau kurang olahraga.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Medicalneswtoday.com