INDOZONE.ID - Cacar monyet atau yang dikenal Mpox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus orthopoxvirus. Kasus pertama pada manusia dilaporkan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Namun, baru-baru ini, cacar monyet mulai menarik perhatian global, termasuk di Indonesia, karena peningkatan kasus yang terdeteksi di berbagai negara.
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 17 Agustus 2024, terdapat 88 kasus cacar monyet yang telah terdeteksi di Indonesia, dan dari jumlah tersebut, 87 kasus telah dinyatakan sembuh.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala awal cacar monyet agar dapat segera memperoleh penanganan medis.
Baca Juga: Penyakit Cacar Menular Setelah Sembuh: Mitos atau Fakta?
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet biasanya muncul dalam 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Gejala-gejala awalnya mirip dengan gejala flu, seperti:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher, ketiak, atau selangkangan
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Sakit punggung
- Sakit tenggorokan
Setelah gejala-gejala awal tersebut, muncul ruam yang menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini awalnya berupa bintik-bintik merah datar, lalu berubah menjadi benjolan berisi cairan, yang akhirnya mengeras dan membentuk kerak sebelum sembuh. Proses ini bisa memakan waktu hingga 2-4 minggu.
Deteksi Cacar Monyet di Indonesia
Belum lama ini, kasus cacar monyet mulai terdeteksi di Indonesia, terutama di berbagai daerah dengan rincian berikut:
- Jakarta: 59 kasus
- Jawa Barat: 13 kasus
- Banten: 9 kasus
- Jawa Timur: 3 kasus
- Yogyakarta: 3 kasus
- Kepulauan Riau: 1 kasus
Baca Juga: Mengenal Cacar Mulai dari Gejala, Penyebab, hingga Cara Mencegahnya
Akankah Menjadi Pandemi Baru?
Meskipun cacar monyet menimbulkan kekhawatiran, para ahli kesehatan saat ini menilai bahwa risiko terjadinya pandemi seperti COVID-19 masih rendah. Hal ini karena cara penularan virus monkeypox yang berbeda, yang lebih sulit menyebar dibandingkan virus SARS-CoV-2.
Penularan cacar monyet biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit, atau benda yang terkontaminasi virus. Meskipun demikian, peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap diperlukan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Klik Dokter