INDOZONE.ID - Perdebatan mengenai apakah laki-laki atau perempuan lebih emosional seringkali melibatkan perspektif biologis, psikologis, dan sosial.
Stereotip yang umum adalah bahwa perempuan lebih emosional, sementara laki-laki lebih rasional. Namun, kenyataannya lebih kompleks dari itu.
Simak penjelasan berikut mengenai siapa yang lebih emosional, laki-laki atau perempuan?
Biologis dan Hormonal
Secara biologis, hormon memang memainkan peran dalam regulasi emosi. Hormon seperti estrogen dan progesteron pada perempuan, serta testosteron pada laki-laki, dapat mempengaruhi suasana hati.
Misalnya, perempuan cenderung mengalami fluktuasi hormon yang lebih besar selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause, yang dapat mempengaruhi emosi mereka.
Namun, ini tidak berarti bahwa mereka secara keseluruhan lebih emosional.
Baca Juga: Mengenal Perilaku Impulsif dan Cara Menghindarinya: Tips untuk Membangun Keseimbangan Emosi
Ekspresi Emosi
Perempuan seringkali lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi seperti kesedihan, kegembiraan, atau empati.
Hal ini mungkin karena norma sosial yang cenderung lebih mendukung perempuan untuk menunjukkan perasaan mereka.
Sebaliknya, laki-laki sering diajarkan untuk menekan atau menyembunyikan emosi, terutama emosi yang dianggap sebagai tanda kelemahan seperti kesedihan atau ketakutan.
Namun mereka mungkin lebih cenderung mengekspresikan emosi seperti kemarahan atau frustrasi.
Respon Emosional
Beberapa studi menunjukkan bahwa perempuan lebih responsif terhadap isyarat emosional dibandingkan laki-laki, terutama dalam konteks hubungan interpersonal.
Perempuan umumnya lebih mahir dalam mengenali dan merespons emosi orang lain, yang mungkin diartikan sebagai lebih emosional.
Namun, laki-laki juga dapat mengalami emosi dengan intensitas yang sama, meskipun mereka mungkin mengekspresikannya secara berbeda.
Peran Budaya dan Sosial
Sosialisasi sejak kecil memainkan peran penting dalam bagaimana laki-laki dan perempuan mengekspresikan emosi.
Di banyak budaya, perempuan didorong untuk lebih terbuka secara emosional, sementara laki-laki sering diajarkan untuk lebih menjaga emosi mereka dan tampil kuat.
Akibatnya, perempuan mungkin tampak lebih emosional karena mereka lebih bebas mengekspresikan perasaan mereka, sedangkan laki-laki mungkin tampak kurang emosional karena norma sosial membatasi mereka.
Penelitian Empiris
Studi menunjukkan bahwa meskipun perempuan cenderung menunjukkan emosi lebih sering atau lebih terbuka, laki-laki dan perempuan sebenarnya memiliki intensitas emosi yang relatif sama.
Sebuah penelitian di Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan signifikan dalam frekuensi pengalaman emosional, tetapi perbedaannya terletak pada cara mereka mengekspresikan dan memproses emosi tersebut.
Perempuan sering dianggap lebih emosional karena norma sosial dan cara mereka mengekspresikan emosi, sementara laki-laki mungkin lebih menekan emosi mereka karena tuntutan budaya yang mendorong maskulinitas yang lebih "tangguh."
Pada kenyataannya, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki kapasitas emosional yang kuat, hanya saja mereka mengekspresikannya dengan cara yang berbeda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: American Psychological Association