Rabu, 25 SEPTEMBER 2024 • 16:56 WIB

Kenapa Wanita Sering Alami Migrain, Begini Penjelasannya

Author

Ilustrasi migrain

INDOZONE.ID - Sakit migrain adalah jenis sakit kepala yang sangat menyakitkan dan berbeda dari sakit kepala biasa.

Selain rasa nyeri yang hebat, migrain juga sering disertai gejala lain seperti mual, sensitivitas terhadap cahaya dan suara, serta gangguan penglihatan.

Serangan migrain bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari, sehingga mengganggu aktivitas harian.

Menurut Anne MacGregor, ahli sakit kepala dan kesehatan wanita, perempuan lebih sering mengalami sakit migrain dibandingkan laki-laki, menjadikannya masalah kesehatan yang signifikan.

Beberapa faktor yang dapat memicu sakit migrain termasuk perubahan hormon, stres, dan faktor genetik, yang lebih sering terjadi pada wanita, seperti dilansir Wired.

Sakit migrain yang berulang dapat mengurangi kualitas hidup, membatasi aktivitas banyak wanita.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali pemicunya dan menemukan cara mengelola migrain demi meningkatkan kualitas hidup.

Baca Juga: Cara Atasi Stress Cukup dengan 5 Menit Mudah dan Cepat

Di masa kanak-kanak, anak laki-laki lebih rentan mengalami sakit migrain dibandingkan anak perempuan.

Namun, hal ini berubah drastis saat masa pubertas dimulai. Pada tahap ini, hormon seks memengaruhi perubahan fisik, termasuk saat menstruasi pertama kali terjadi.

Banyak anak perempuan mulai mengalami migrain ketika menstruasi pertama mereka dimulai.

Setelah pubertas, frekuensi sakit migrain pada wanita jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dan perbedaan ini semakin terlihat di usia pertengahan tiga puluhan hingga lanjut usia.

Perubahan kadar estrogen yang fluktuatif juga sering dikaitkan dengan migrain pada wanita. Selama masa perimenopause, hormon mengalami ketidakstabilan yang dapat memicu migrain.

Richard Lipton, ahli saraf di Albert Einstein College of Medicine, menjelaskan bahwa beberapa wanita mengalami penurunan frekuensi migrain setelah menopause, meskipun hasilnya bervariasi bagi setiap individu.

Interaksi antara estrogen dan CGRP (peptida terkait gen kalsitonin) memperumit masalah migrain.

CGRP adalah zat kimia yang berperan dalam pelebaran pembuluh darah dan sering dikaitkan dengan serangan migrain. Menurut Lipton, selama migrain, kadar CGRP dalam darah cenderung meningkat.

Wanita memiliki kadar CGRP yang lebih tinggi daripada pria, dan perubahan estrogen dapat mempengaruhi jalur nyeri di otak yang terkait dengan CGRP.

Penelitian juga menunjukkan bahwa progesteron, hormon seks lainnya, dapat berperan dalam sakit migrain, dengan aktivasi reseptornya di otak meningkatkan kepekaan terhadap rasa sakit.

Sebuah studi oleh Universitas Virginia menemukan bahwa progesteron dapat membuat tikus lebih sensitif terhadap rasa sakit setelah diberi nitrogliserin, yang digunakan untuk meniru migrain.

Baca Juga: 5 Gerakan Yoga untuk Meredakan Asam Lambung, Bisa Langsung Dicoba!

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wired.com

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Link berhasil disalin!