Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Disclaimer: Artikel ini ditulis dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
INDOZONE.ID - Stroke merupakan penyakit yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, sehingga sel-sel otak mati
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang berisiko mengalami stroke dalam hidupnya.
Lebih buruk lagi, ada beberapa faktor yang dapat memperparah kondisi stroke dan meningkatkan risiko komplikasi yang mengancam nyawa.
Dalam wawancara dengan Dr. Asit Khanna, Konsultan Utama di Yashoda Super Speciality Hospital, Kaushambi, India menjelaskan faktor-faktor risiko yang dapat memperparah kondisi stroke dan memperburuk dampaknya.
Berikut lima faktor yang membuat stroke semakin berbahaya, apa saja?
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat atau terhenti, menyebabkan penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Secara umum, terdapat dua jenis stroke utama, yaitu:
Baca Juga: Studi Terbaru: Tak Hanya Soda, Jus Buah Juga Bisa Tingkatkan Risiko Stroke
Terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah utama di otak oleh gumpalan darah.
Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan di jaringan sekitarnya.
- Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Kesulitan berbicara
- Gangguan koordinasi atau keseimbangan
- Sakit kepala parah
- Pingsan atau kejang
- Mual atau muntah
- Kehilangan ingatan
Baca Juga: 5 Penyebab Penyakit Stroke Meningkat di Kalangan Muda
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), stroke dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko serta memperburuk dampaknya.
Dr. Khanna menjelaskan bahwa kondisi medis tertentu seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, fibrilasi atrium, dan sleep apnea obstruktif dapat memperburuk keparahan stroke. Selain itu, riwayat penyakit jantung dan stroke sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko komplikasi.
Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang dapat memperparah dampak stroke:
Menurut Dr. Khanna, semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan mengalami stroke yang lebih parah. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah serta adanya penyakit penyerta. Sekitar 75% kasus stroke terjadi pada individu berusia 65 tahun ke atas. Bahkan, risiko stroke diperkirakan meningkat dua kali lipat setiap dekade setelah usia 55 tahun.
Asosiasi Stroke Amerika (ASA) mencatat bahwa stroke adalah penyebab kematian ketiga pada wanita dan membunuh lebih banyak wanita dibanding pria. Risiko ini meningkat karena faktor-faktor unik yang dimiliki wanita, seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan dan penggunaan kontrasepsi tertentu, terutama jika disertai kebiasaan merokok.
Dr. Khanna juga menambahkan bahwa wanita cenderung mengalami stroke yang lebih parah dibanding pria. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan hormon, harapan hidup yang lebih panjang, serta keterlambatan dalam mengenali gejala stroke.
Individu dengan riwayat penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi mengalami stroke yang lebih parah. Dr. Khanna menjelaskan bahwa kondisi seperti fibrilasi atrium, gagal jantung, atau penyakit arteri koroner (CAD) dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran darah ke otak. Selain itu, kesehatan pembuluh darah yang sudah terganggu membuat proses pemulihan menjadi lebih sulit.
Faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, serta pola makan tinggi garam dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko stroke.
CDC juga mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat memicu kondisi lain seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko stroke. Selain itu, stres kronis dan pola tidur yang buruk juga dapat memperburuk kondisi ini.
Salah satu hal terpenting dalam menangani stroke adalah kecepatan dalam mendapatkan pertolongan medis. Dr. Khanna menegaskan bahwa penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut, kecacatan permanen, atau bahkan kematian.
Intervensi dini dengan obat penghancur gumpalan darah atau prosedur trombektomi mekanis dalam beberapa jam pertama dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.
Asosiasi Stroke Amerika (ASA) merekomendasikan penggunaan akronim F.A.S.T. untuk mengenali tanda-tanda stroke dengan cepat:
- F = Face Drooping (Wajah Menurun)
Apakah salah satu sisi wajah tampak turun atau mati rasa? Minta orang tersebut tersenyum dan lihat apakah senyumnya tidak simetris.
- A = Arm Weakness (Kelemahan Lengan)
Apakah salah satu lengan terasa lemah atau mati rasa? Minta orang tersebut mengangkat kedua lengannya dan perhatikan apakah salah satunya turun.
- S = Speech Difficulty (Kesulitan Bicara)
Apakah bicara terdengar cadel atau sulit dimengerti?
- T = Time to Act (Saatnya Bertindak)
Jika melihat tanda-tanda ini, segera hubungi layanan darurat.
Stroke adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Jika tidak ditangani dengan cepat, stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan kematian.
Dengan memahami faktor-faktor risiko yang memperburuk kondisi stroke, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Disclaimer: Artikel ini ditulis dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com