INDOZONE.ID - War takjil menjadi budaya masyarakat di bulan Ramadhan. Namun, kebanyakan penjual menjajakan makanan yang tinggi lemak dan gula, seperti gorengan dan aneka es.
Bagaimana tidak, beragam jenis gorengan dan aneka es menjadi takjil favorit masyarakat. Meski begitu, tenyata mengkonsumsi gorengan setiap hari bisa memicu gangguan kesehatan, lho.
Diakui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, ada budaya dalam masyarakat di bulan Ramadhan yaitu berburu takjil.
Tapi yang kita ketahui semua makanan itu bisa memicu penyakit tidak menular, seperti stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal.
"Kalau kita buka puasa makan yang manis-manis dan balik lagi tetap saja makannya gak boleh berlebihan,” ujarnya dalam acara Media Workshop Nutrifood "Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman Pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas" dalam rangka Hari Obesitas Sedunia 2025 di Jakarta.
Baca Juga: 7 Manfaat Selasih dalam Minuman Takjil Ramadhan untuk Kesehatan
5 Tips War Takjil Sehat Bikin Ngabuburit Makin Seru
Lantas, bagaimana tips war takjil yang sehat sesuai anjuran para dokter? Simak ulasannya berikut ini.
1. Makan Jangan Balas Dendam
Selama puasa, kita menahan lapar dan haus hingga 12 jam lamanya. Meski begitu, tidak dianjurkan untuk makan balas dendam saat berbuka puasa.
"Dari sahur sampai jam 6 sore buka kita gak makan. Tapi tetap gak boleh balas dendam dan tetap sesuai porsi," kata Nadia.
2. Minum Air Putih 8 Gelas
Kemenkes menyerukan kepada masyarakat untuk minum 8 gelas sehari walau sedang berpuasa.
Menyiasatinya yaitu bisa minum 2 gelas saat sahur, 3 gelas saat berbuka dan 3 gelas di malam hari.
3. Batasi Makanan Manis dan Gorengan
Ketika war takjil, semua makanan yang dijajakan memang terkesan menggiurkan. Dari mulai gorengan, aneka kue, aneka es, bubur, dan lainnya.
Setiap hari masyarakat dianjurkan untuk membatasi Gula Garam Lemak (GGL). Idealnya dalam sehari, masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan).
Sementara itu, orang berpuasa malah disarankan untuk berbuka dengan yang manis. Menurut Nadia, siapapun boleh makan yang manis tapi tetap perhatikan porsinya.
"Anjuran Nabi makan kurma, kurma manis, tapi tidak bahayakan kadar gula. Kalau makan kolak jangan yang manis banget, kita harus penuhi kebutuhan zat gizi lebih banyak 2x lipat daripada saat gak puasa,” tambahnya.
4. Pilih Penjual Takjil yang Tepat
Direktur Standarisasi Pangan Olahan BPOM RI Dra. Dwiana Andayani, Apt mengatakan bahwa BPOM rutin mengecek para penjual takjil di bulan Ramadhan.
Berdasarkan temuannya, saat ini masih banyak penjual yang pakai pewarna mencolok, seperti makanan pacar cina itu menggunakan pewarna yang dilarang.
"Karena penjual ingin makanan tahan sampai malam, warna menarik dan banyak yang pakai pemanis buatan. Diimbau kepada penjual gak usah pakai pewarna mencolok, biasanya kerupuk kuning mi itu juga pakai warna kuning mencolok," tambahnya.
Baca Juga: Jangan Dibuang, Air Beras Ternyata Punya Banyak Manfaat di Bulan Ramadan Ini
5. Cek Label Makanan Kemasan
Banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya membaca label kemasan dengan cermat. Terutama melihat seberapa banyak kandungan gula, garam, dan lemak dalam pangan olahan.
"Kami telah menetapkan regulasi yang mewajibkan pencantuman informasi nilai gizi pada kemasan produk. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan Informasi Nilai Gizi (ING) yang mencantumkan jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi utama seperti lemak, lemak jenuh, protein, dan karbohidrat (termasuk gula), serta persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) per sajian," kata Dwiana.
Selain itu, perhatikan pula label Front-of-Pack Nutrition Labelling dan pesan kesehatan pada kemasan. Cara ini dapat membantu masyarakat dalam memilih produk yang lebih sehat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung