INDOZONE.ID - Skin cycling adalah salah satu tren perawatan kulit yang baru-baru ini menjadi viral di media sosial, khususnya di platform TikTok.
Namun, berbeda dengan tren kecantikan lainnya yang seringkali menggunakan bahan atau metode yang tidak konvensional, skin cycling justru menawarkan pendekatan yang lebih ilmiah dan terstruktur.
Teknik ini dikembangkan oleh Dr. Whitney Bowe, seorang dermatolog asal New York, dan kini banyak diadopsi oleh penggemar perawatan kulit.
Apa aja sih sebenarnya manfaat dari teknik skin cycling ini? Mari kita bahas lebih lanjut.
Skin cycling adalah metode perawatan kulit yang mengatur penggunaan produk skincare dalam siklus tertentu untuk memaksimalkan hasil dan meminimalkan iritasi.
Dr. Bowe menjelaskan bahwa metode ini melibatkan penggunaan bahan aktif pada malam tertentu dan memberikan jeda atau "rest days" pada malam berikutnya untuk memberikan waktu bagi kulit untuk pulih.
Siklus ini biasanya dilakukan selama empat malam berturut-turut, yakni malam pertama eksfoliasi, malam kedua retinoid, dan dua malam berikutnya adalah malam pemulihan atau rest days.
Baca Juga: Skin Cycling: Tren Rawat Kulit Pakai Jadwal Harian Rekomendasi Ahli Dermatologis
Skin barrier adalah lapisan paling luar dari kulit yang berfungsi sebagai pelindung alami dari faktor eksternal seperti sinar matahari, polusi, dan bakteri.
Namun, penggunaan produk skincare dengan bahan aktif yang terlalu sering dapat merusak skin barrier ini.
Dengan skin cycling, kulit diberikan waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri, sehingga skin barrier tetap kuat dan sehat.
Dr. Bowe menjelaskan bahwa malam pemulihan berfokus pada pemberian nutrisi kembali ke skin barrier, sehingga membantu memperbaiki dan menjaga integritasnya.
Produk skincare dengan bahan aktif seperti retinoid dan eksfolian kimia dapat menyebabkan iritasi jika digunakan terlalu sering.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Realsimple.com