Mengulik Prosesi Siraman dalam Adat Jawa di Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise.
INDOZONE.ID - Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise nggak cuma menarik perhatian karena kisah cintanya, tapi juga karena prosesi adat Jawa yang dijalankan secara khidmat.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah prosesi siraman pada Sabtu (14/6/2025), tradisi turun-temurun yang sarat makna dan bukan sekadar bagian dari seremoni.
Baca juga: Viral Guru Masih Jomblo, Murid Auto Usul Pakai Uang Kas Buat Nikah!
Dalam adat Jawa, siraman biasanya dilakukan sehari sebelum akad nikah. Tradisi ini melibatkan penyiraman air bunga ke tubuh calon pengantin sebagai simbol pembersihan diri, bukan cuma secara fisik, tapi juga batin.
Tujuannya? Supaya calon pengantin masuk ke jenjang pernikahan dalam kondisi yang suci, siap lahir batin.
Air yang digunakan pun nggak sembarangan. Biasanya diambil dari tujuh sumber berbeda, yang secara filosofis melambangkan 'pitulungan' alias pertolongan. Harapannya, si pengantin bakal selalu dapat bantuan dan berkah dalam membangun rumah tangga.
Sebelum prosesi siraman, biasanya calon pengantin juga melakukan sungkeman ke orang tua, sebagai bentuk penghormatan dan minta restu. Ini jadi penegasan nilai utama dalam budaya Jawa bahwa orang tua punya tempat penting dalam langkah besar hidup anaknya, termasuk pernikahan.
Meski tradisi ini lekat dengan budaya lokal, nilai-nilainya nggak jauh dari ajaran Islam. Dalam Islam, ada mandi wajib yang juga punya tujuan penyucian diri sebelum ibadah. Siraman pun punya semangat seperti membersihkan diri, memperkuat niat, dan berserah kepada Tuhan.
Baca juga: 6 Kesalahan Bridesmaid yang Bikin Acara Berantakan, Hati-hati!
Di pernikahan Al Ghazali, prosesi siraman ini dilakukan dengan penuh khidmat, tetap membawa estetika visual, tapi yang paling penting, nggak kehilangan esensinya. Ini jadi bukti bahwa tradisi bisa tetap dijalankan dengan makna, bukan cuma jadi formalitas.
Siraman bukan cuma bagian dari adat, tapi cara orang Jawa memberi makna pada momen penting dalam hidup.
Pernikahan Al Ghazali juga jadi salah satu contoh bagaimana tradisi tetap bisa berjalan berdampingan dengan nilai religius dan kekinian.
Penulis: Eliani Kusnedi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan