Poster maulid Nabi Muhammad SAW dengan ilustrasi masjid
INDOZONE. ID - Seremoni perayaan maulid Nabi sudah spatutnya tidak sekadar menjadi ajang saling meriah antarkampung, namun memiliki esensi untuk betul-betul meneladani semua laku dan perilaku Nabi yang menjadi panutan umat.
Nabi Muhammad Saw dengan kesempurnaan sifat-sifatnya adalah suri teladan sepanjang zaman. Baik sifat pribadi maupun sikap kepemimpinannya senantiasa relevan untuk dijadikan pedoman oleh siapapun dan kapanpun.
Di bawah ini adalah sifat-sifat terpilih yang layak menjadi cermin besar bagi proses perbaikan kita dalam menjalankan tugas kekhalifahan.
Nabi adalah sosok yang pada dirinya "berselimut" sifat terpuji dan terkumpul sifat utama, seperti: jujur rendah hati, santun, sabar, lemah lembut, dan tidak suka mencari-cari cacat orang lain, serta tidak mabuk pujian.
Tak mungkin untuk memiliki semuanya sesempurna dia, sebagai umatnya setidaknya kita selalu berupaya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, itu sudah lumayan. Memperbaiki kesalahan, menambal kekurangan, giat menambah kebaikan, mudah meminta maaf dan memaafkan, serta seterusnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Peringati Maulid Nabi: Kehidupan Nabi Muhammad SAW Suri Tauladan Segenap Umat!
Kita hidup di alam, berdampingan dengan satwa dan sesama manusia. Untuk mencapai kualitas hidup yang baik, manusia, sebagaimana dicontohkan Nabi, hendaknya memperlakukan ketiganya sebagai sahabat.
Terhadap sahabat tentu kita tak akan menyakiti. Membiarkan hutan tetap lestari dengan keanekaragaman hayati di dalamnya. Mengizinkan para satwa tetap dapat bercengkerama di alam yang menjadi habitatnya tanpa mengganggu mereka. Pun menjaga harmonisasi dalam pergaulan sosial dengan tidak memercikkan konflik.
Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, ia akan semakin moderat dan toleran.
Mereka yang baperan dalam beragama, sedikit-sedikit ngamuk dan menyerang rumah ibadah kaum lain, perlu dipertanyakan umat siapa mereka. Karena Nabi sama sekali tidak mencontohkan yang demikian.
Meski secara pribadi Nabi bersifat lemah lembut, tetapi dalam kepemimpinan beliau dalam beberapa kejadian menunjukkan sikap tegasnya, seperti ketika usai Perang Hunain, Rasulullah membagi-bagikan empat perlima dari harta pampasan perang.
Baca Juga: Peringati Maulid Nabi, Menag Yaqut: Rasulullah Jadi Teladan dan Contoh dalam Kebaikan
Salah seorang penerima bernama Abbas merasa tidak puas atas apa yang ia peroleh. Si penyair itu mengumpat kepada Rasul dengan cara membacakan syair yang tidak mengenakkan hati. Maka Nabi pun memerintahkan, "Bawa orang itu pergi dari sini dan potong saja lidahnya!”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA