Ilustrasi pasangan yang menikah.
INDOZONE.ID - Dua professor asal Emory University, Hugo M Mialon dan Andrew M Francis, mengungkap hasil penelitian yang mengejutkan ihwal hubungan pesta pernikahan dengan perceraian.
Hal itu terungkap dari hasil penelitian mereka yang melibatkan 3.151 orang dewasa di Amerika Serikat yang sedang atau pernah menikah.
Menurut Mialon, pasangan yang memilih untuk mengadakan pernikahan hemat mungkin merupakan tipe pasangan yang lebih cocok satu sama lain.
Tidak hanya itu, pernikahan yang sederhana dan hemat juga dapat melegakan pasangan muda dari beban keuangan yang mungkin membebani kehidupan pasca pesta pernikahan mereka.
Baca Juga: Dukung LGBT Garis Keras, Thailand Sahkan Pernikahan Sesama Jenis Susul 2 Negara Asia Lainnya
Sebaliknya, masyarakat yang cenderung memaksakan keinginan mereka untuk mengadakan sebuah pernikahan yang menghabiskan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mampu mereka tanggung, dapat menyebabkan stress.
Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan risiko depresi pasangan setelah pernikahan.
Andrew M Francis mengatakan, sejak lama industri pernikahan selalu mengaitkan pesta mewah dengan pernikahan yang langgeng.
Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa kesan tersebut mungkin tidak sepenuhnya akurat.
"Sebaliknya, menghabiskan banyak uang untuk pernikahan bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan pernikahan," jelasnya dalam hasil penelitian tersebut.
Sementara itu, dalam penelitian ini diketahui bahwa mempelai wanita yang mengeluarkan lebih dari US$20.000 atau setara Rp300 juta untuk pernikahannya, memiliki tingkat perceraian sekitar 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menghabiskan antara US$5.000 - US$ 10.000.
Sedangkan pasangan yang menghabiskan US$1.000 (sekitar Rp15 juta) atau kurang untuk pernikahan mereka, memiliki tingkat perceraian yang lebih rendah dari rata-rata.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Internasional, CNN International