Bagi sebagian orang, Valentine mengingatkan akan luka lama mereka tentang cinta, sebagaimana yang terdapat dalam puisi hari Valentine berikut:
Oleh: Ahmad Gaus
Cinta itu abadi
Seperti angin yang setia
Menaburkan pupuk pada bunga
Lalu menghempaskannya dengan paksa
Cinta itu abadi
Seperti hujan yang selalu datang
Menumbuhkan dedaunan
Lalu menggugurkannya tanpa belas kasihan
Bulan merah jambu tinggal separuh
Kamu yang fana atau waktu yang abadi?
Di perlintasan masa aku menemukanmu
Tergesa-gesa menyelesaikan hari
Kadang sampai sering juga berlalu tanpa penutup
Dalam diam, dalam kesal, dalam amarah, pasrah tanpa pilihan
Jika ada jeda, bahagialah
Meski cuma sedikit
Tertawalah meski cuma sesaat
Menangislah meski tanpa air mata
Bulan merah jambu, hatiku tertinggal separuh
Belahan jiwa terlambat bertemu
Di jalan hidup yang silang sengkarut, aku menandaimu
Mencatatmu dalam sebuah kisah
Tidak kemarin, bukan sekarang, atau nanti
Mungkin kita hanya ada di waktu antah berantah
Nihil dalam hitungan detik atau kalender
Tapi cerita telanjur tercipta
Bulan merah jambu dan hatiku terus merindu
Biarkan aku menyimpan
Karena aku masih merasakan
Jika kamu telah menemukan cinta
Walau dirinya bukan diriku
Tak ada yang tahu
Jika kamu kelak temui aku
Dan masih dapat melihat aku
Seperti aku di hari-hari yang dulu
Dan jika
Di waktu yang bukan waktu kita
Kamu mengharapkan kita
Saat bersama dia
Hari Valentine dirayakan dengan puisi untuk pacar
Puisi Valentine untuk pacar yang berisi kata-kata penuh makna, dapat membuat hubungan menjadi lebih erat dan hangat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: