Di Shanghai, angka ini mencapai 30,6 untuk pria dan 29,2 untuk wanita tahun lalu, menurut statistik kota.
"Aktivisme feminis pada dasarnya tidak diperbolehkan (di Tiongkok), tetapi menolak pernikahan dan melahirkan dapat dikatakan sebagai bentuk pembangkangan tanpa kekerasan terhadap negara patriarki," kata Lü Pin, seorang aktivis feminis Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters