Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 22 JUNI 2024 • 16:34 WIB

Kisah Perempuan Difabel jadi Kurir Bersepeda di Jember, Ongkir Rp 5 Ribu Sekali Kirim

Sosok wanita difabel yang bekerja menjadi kurir. (Z Creators/Arka Hatta)

INDOZONE - Wadi'ah Rabbil Izzati (23), warga Lingkungan Karangbaru, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember, menjalankan usaha jasa titipan (jastip) dengan bersepeda. Dengan ongkos Rp 5-8 ribu sekali mengirimkan pesanan, usaha yang dijalankan perempuan yang akrab disapa Mia ini sangat terjangkau.

Sebagai anak pertama dari empat bersaudara, pekerjaan sebagai kurir tidak membuat Mia merasa minder atau malu. Meskipun difabel dengan kesulitan berbicara lancar dan kaki berbentuk huruf O, Mia menjalani usaha jastip untuk menunjukkan kemandirian tanpa berharap belas kasihan.

"Saya awalnya bekerja sebagai penjaga stan minuman es di depan Unmuh Jember, kemudian pernah juga jaga konter. Tapi karena saya suka jalan-jalan, saya sekarang pilih kerja buka usaha jastip ini. Motivasi saya bekerja ini ingin mandiri," kata Mia saat dikonfirmasi di tengah kegiatannya bekerja, Sabtu (22/6/2024).

Pekerjaan sebagai kurir baru dijalani Mia selama sebulan. Berkat bantuan teman-temannya, konsumen yang awalnya hanya dari kontak WhatsApp, kini semakin bertambah setelah Mia viral di media sosial TikTok.

Baca Juga: Cerita Penyandang Tunanetra Jadi Caleg dari PPP, Ingin Perjuangkan 22 Juta Kaum Difabel

"Saya tidak tahu TikTok itu apa, dibantu teman-teman saya punya medsos itu. Dipakai untuk promosi, dibantuin merekam video kegiatan kerja saya. Alhamdulillah customer saya bertambah, terima kasih ke teman-teman saya. Customer paling banyak pesan jastip makanan dan minuman, mie Gacoan itu," ungkapnya.

Mia tidak terlalu memikirkan soal keuntungan dari usaha jastipnya, karena niatnya bekerja hanya sebagai sampingan dan untuk belajar berwirausaha mandiri.

"Per hari bisa sampai 8-10 konsumen kalau pas ramai. Penghasilan gak tentu, jastip ini (sekali mengantar pesanan) Rp 5 ribu. Untuk penghasilan lumayan tapi saya tidak pernah menghitung. Saya (juga) tidak berpikir tentang jarak karena saya masih belajar usaha, tidak tahu ke depan nanti saya kembangkan lagi," ungkapnya.

Mia menjalani pekerjaan jastip sesuai dengan kemampuannya bersepeda, mengingat fisik dan waktunya yang harus dibagi dengan kuliah.

"Paling jauh saya mengantar pesanan itu dari sekitar rumah di (Perumahan) Kramat sampai Muktisari, mengantar pesanan kue. Ongkosnya Rp 8 ribu. Saya milih bersepeda karena adanya kendaraan itu saja, ada satu motor tapi dipakai bapak kerja. Bapak kerja jadi guru SD swasta, dan ibunya saya hanya Ibu rumah tangga," bebernya.

Baca Juga: Viral! Kurir di Madura Antar Paket COD Kambing Hidup, Pembelinya Senyum-senyum

"Saya bekerja ini sebagai sambilan, biasanya lebih sering siang atau sore. Karena saya Alhamdulillah paginya juga kuliah. Saya semester 6 sekarang di Universitas PGRI Argopuro Jember (Dulu disebut IKIP PGRI), jurusan Pendidikan Bimbingan Konseling. Sudah mau ujian skripsi. Untuk biaya kuliah Alhamdulillah dapat program beasiswa dari Pemkab Jember. Juga dibantu bapak. Uang dari jastip ini murni hanya untuk uang jajan dan keperluan lain meringankan beban orang tua," sambungnya.

Terkait kondisinya yang difabel, Mia menceritakan bahwa saat dilahirkan, tanda-tanda kondisinya sudah terlihat berbeda dari bayi pada umumnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Perempuan Difabel jadi Kurir Bersepeda di Jember, Ongkir Rp 5 Ribu Sekali Kirim

Link berhasil disalin!