Lukisan yang menggambarkan proses tes ujian CPNS di zaman dinasti Cina.
INDOZONE.ID - Pegawai negeri sipil (PNS) merupakan pekerjaan yang sangat dihormati di Indonesia, dianggap sebagai cara untuk meningkatkan status sosial. Di Cina, pekerjaan ini juga menjadi idaman, terutama pada masa lalu, karena dianggap sebagai jalur menuju kesuksesan.
Ujian PNS di Cina sudah ada sejak Dinasti Han (206 SM - 220 M). Ujian ini memberi kesempatan kepada orang-orang terpelajar, meskipun bukan dari kalangan aristokrat, untuk menjadi pegawai negeri. Kelulusan didasarkan pada prestasi individu, bukan garis keturunan.
Baca Juga: Viral Peserta CPNS di Lombok Tengah Tiba-Tiba Badannya Kaku Saat Jalani Tes SKD
Pada Dinasti Sui (581 - 618), sistem ujian mengalami kemajuan dengan penekanan pada pengetahuan klasik Konfusianisme, pemerintahan, dan hukum. Di masa Dinasti Tang (618 - 908), ujian semakin kompleks, dengan tingkat kelulusan hanya sekitar 1% dari banyaknya peserta. Penilaian mencakup menulis, kaligrafi, matematika, puisi, serta evaluasi karakter.
Selama Dinasti Song (960 - 1279 M), pendaftar PNS mencapai 400.000 orang setiap tahun. Peserta ujian yang terbaik mendapatkan posisi tinggi, termasuk di Akademi Hanlin yang bergengsi. Namun, masalah kecurangan juga muncul, sehingga sistem penilaian anonim diperkenalkan.
Pada Dinasti Yuan (1276 - 1368 M), sistem ujian PNS mengalami masalah karena penerapan kuota etnis oleh pemerintahan Mongol. Namun, pada Dinasti Ming (1368 - 1644 M), sistem ini dipulihkan dengan reformasi untuk memastikan representasi yang adil di setiap wilayah.
Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Lolos Seleksi CPNS yang Penuh Semangat dan Inspirasi
Pada masa Dinasti Qing, ujian PNS semakin ketat, terutama bagi anak laki-laki yang harus belajar sejak kecil dengan tutor pribadi. Ujian ini memberikan kesempatan bagi individu dari kelas bawah untuk naik ke strata yang lebih tinggi, memungkinkan anak petani miskin menjadi pejabat kaya.
Meskipun ada manfaatnya, sistem ujian PNS juga memiliki sisi negatif. Banyak kandidat yang gagal berulang kali menjadi frustrasi, dan kekakuan ujian sering membatasi pemikiran inovatif. Fokus pada sastra klasik daripada pengetahuan ilmiah membuat Cina tertinggal dalam teknologi dibandingkan Barat.
Akhirnya, pada tahun 1905, sistem ujian ini dihapuskan. Meskipun demikian, warisan ujian PNS masih terlihat dalam penghargaan Cina terhadap pendidikan dan pencapaian akademis, mencerminkan budaya belajar yang mendalam. Menjadi PNS tetap dianggap sebagai pekerjaan yang stabil dan aman.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Worldhistory.org