INDOZONE.ID - Rencana kembalinya Ujian Nasional (UN) ke dalam sistem pendidikan Indonesia memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Sementara sebagian menganggap UN sebagai tolok ukur penting bagi standar pendidikan, yang lain merasa metode ini membawa beban psikologis bagi siswa dan berpotensi mengurangi kualitas pembelajaran yang kreatif dan mendalam.
Lantas, apa saja dampak positif dan negatif yang mungkin timbul jika UN kembali diberlakukan?
Baca Juga: Riset: 50% Lansia di Indonesia Bergantung pada Dukungan Finansial Anak dan Keluarga
Sebagai sistem evaluasi nasional, UN memiliki beberapa keunggulan. Pertama, UN berperan dalam standarisasi pendidikan di seluruh Indonesia, memastikan bahwa seluruh siswa memiliki dasar pengetahuan yang sama.
Hal ini juga memungkinkan pemerintah mengevaluasi kualitas pendidikan di setiap daerah dan mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan.
Kedua, UN dapat berfungsi sebagai motivator yang mendorong siswa belajar lebih giat. Dengan adanya ujian yang diakui secara nasional, para siswa diharapkan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, sehingga berdampak positif pada hasil akademik mereka.
Baca Juga: Luar Biasa! Ternyata Ini Asal Usul Air di Dalam Kelapa
Di balik manfaatnya, UN juga memiliki risiko, salah satunya adalah tekanan psikologis. Bagi banyak siswa, menghadapi UN berarti menghadapi stres yang besar, terutama karena ujian ini sering dianggap sangat menentukan masa depan pendidikan mereka.
Beberapa siswa mengalami kecemasan yang berdampak pada kesehatan mental dan kemampuan belajar secara keseluruhan. Selain itu, UN dapat memperburuk kesenjangan pendidikan antara daerah maju dan daerah tertinggal.
Siswa di daerah dengan sumber daya terbatas mungkin tidak memiliki akses persiapan ujian yang sama dengan siswa di kota besar, sehingga nilai mereka mungkin tidak mencerminkan kemampuan mereka secara keseluruhan.
Respons orang tua terhadap UN beragam, dari dukungan penuh hingga kekhawatiran. Banyak orang tua yang berusaha menciptakan lingkungan belajar kondusif di rumah untuk membantu anak mereka mencapai hasil terbaik.
Namun, di sisi lain, tidak sedikit yang merasa tertekan oleh ekspektasi tinggi terhadap nilai UN anak mereka, yang kadang tanpa sadar berdampak negatif pada kondisi psikologis keluarga.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Babelprov.go.id