INDOZONE.ID - Suster Wike Afrilia Pasang sangat mengispirasi karena pengabdiannya selama delapan tahun menembus rawa untuk menuju Kampung Basman, daerah terpencil di Kabupaten Mappi, Papua Selatan, Papua.
Kisah bermula setelah Wike menamatkan pendidikan di Politeknik Sandi Karsa, Makassar. Ia pun memilih untuk melanjutkan hidupnya di Kampung Basman, sebuah desa yang hanya bisa dijangkau setelah menempuh perjalanan 7 jam menggunakan perahu dari Merauke, melewati rawa-rawa.
Di sana, ia menjadi salah satu dari hanya dua bidan yang ada, dengan fasilitas yang sangat terbatas.
Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Suster Wike berinovasi dengan menjalankan sistem barter bersama warga setempat.
Hasil kebun dan buruan warga ditukar dengan kebutuhan pokok seperti beras dan garam.
Hal ini tidak hanya mendekatkan dirinya dengan masyarakat, tetapi juga menjadikannya bagian dari kehidupan mereka.
“Saya percaya setiap orang punya panggilan hidup masing-masing. Mengabdi di Kampung Basman adalah panggilan saya, sekaligus cara saya menjadi tulang punggung keluarga,” ungkap Suster Wike, yang juga merupakan anak pertama dari delapan bersaudara katanya mengutip akun Instagram-nya @wikeafrilia.
Suster Wike tinggal bersama suami dan anak kecilnya di Kampung Basman. Suaminya adalah satu-satunya guru SD di kampung tersebut.
Meskipun tantangan hidup di daerah terpencil sangat besar, Suster Wike tetap berkomitmen untuk mengabdi.
Salah satu impian terbesarnya adalah membangun rumah atau asrama bagi anak-anak Papua Selatan yang ingin melanjutkan pendidikan ke kota.
Baca Juga: 5 Karakter Wanita yang Bikin Pria Sulit Berpaling
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram