Beliau nggak pernah ragu buat angkat suara soal isu-isu penting. Mulai dari kesenjangan ekonomi, kemiskinan, sampai menolak hukuman mati.
Paus Fransiskus selalu percaya bahwa Gereja harus hadir buat orang-orang yang paling lemah dan tersisih di masyarakat. Buat beliau, keadilan sosial itu hal yang nggak bisa ditawar.
Menjelang akhir hayatnya, Paus Fransiskus sempat menyerukan gencatan senjata di Palestina.
Beliau mengajak semua pihak buat menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai. Sikap ini jadi bukti nyata bahwa beliau konsisten menyuarakan perdamaian sampai menjelang akhir hidupnya.
Paus Fransiskus bertemu umat Islam di Indonesia.
Paus Fransiskus selalu mendorong dialog lintas agama. Salah satu momen penting, beliau pernah datang langsung ke Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Kunjungannya ini jadi simbol nyata bahwa perbedaan agama bukan halangan untuk saling menghormati dan hidup berdampingan.
Walau udah jadi Paus, beliau tetap hidup dengan cara yang sederhana dan merakyat. Waktu masih jadi uskup di Argentina, beliau biasa naik bus atau kereta.
Bahkan setelah jadi Paus pun, beliau lebih suka ngurus keperluannya sendiri tanpa banyak bantuan. Cara hidupnya yang rendah hati ini bikin beliau makin dihormati banyak orang.
Baca Juga: Viral 'Air Ajaib' di Pekalongan Jadi Rebutan Warga, Ternyata Pipa PDAM Bocor
Paus Fransiskus bukan cuma meninggalkan warisan dalam bentuk keputusan-keputusan besar, tapi juga lewat cara hidup dan pesan-pesan yang menyentuh hati.
Beliau ngajarin bahwa jadi pemimpin itu bukan soal posisi, tapi soal melayani. Pesan-pesannya soal damai, toleransi, dan kesederhanaan akan terus hidup dan jadi inspirasi untuk banyak orang, lintas agama dan generasi.
Penulis: Eliani Kusnedi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan