INDOZONE.ID - Memberikan label negatif seperti “nakal”, “pemalas” atau “gagal” pada seseorang terutama kepada anak dan remaja, bukan hanya sekedar kata-kata.
Dalam perspektif ilmu komunikasi, label semacam ini terbukti dapat merusak kepercayaan diri, memicu stres dan bahkan membuat seseorang benar-benar bertransformasi seperti label buruk yang disematkan kepadanya.
Bahaya lainnya adalah sebagian dari kita kerap kali menyematkan label-label tertentu pada orang disekitar tanpa sadar.
Mari pahami bahwa labeling bukan hanya sekadar julukan atau cap, melainkan proses komunikasi yang membentuk jati diri seseorang.
Jika kita memberikan julukan kepada seseorang sebagai “pemalas”, ia bisa saja kehilangan motivasi dan benar-benar menjadi malas, karena merasa tidak ada lagi harapan untuk berubah dimata orang lain.
Jika terjadi kepada anak, penelitian yang dilakukan oleh Ani Lestari tahun 2021 menemukan bahwa labeling negatif bisa menghambat perkembangan bakat dan kreatif anak.
Labelling diantaranya dapat mengekang konsep diri anak, membatasi minat anak, dan menghambat cara orang lain memperlakukan anak.
Hal ini berkaitan dengan teori labeling yang dikembangkan oleh sosiolog Howard Becker, Becker menegaskan bahwa label yang diberikan oleh lingkungan sosial akan melekat pada identitas seseorang.
Baca Juga: Presiden Prabowo Beli Jam Tangan Rolex Hadiah Pemain Timnas Pakai Duit Pribadi, Berapa Miliar Ya?
Selanjutnya label negatif berdampak serius terhadap kesehatan mental dan perkembangan psikologis.
Anak-anak dan remaja yang mendapatkan label negatif berisiko mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi. Mereka cenderung akan menarik diri dari lingkungan sosial, merasa rendah diri, dan kehilangan kepercayaan diri untuk mencoba hal baru.
Jika sebelum mengetahui bahaya label negatif kita kerap kali melayangkan label-label negatif kepada orang disekitar, kini mari kita ucapkan kata-kata membangun.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Vomek.ppj.unp.ac.id