Polisi membawa jenazah Anwar setelah ditemukan gantung diri di kamar kos. (Antara/Ho)
Alangkah terkejutnya Sri Rahmadani (46) saat melihat suaminya, Anwar, sudah tidak bernyawa karena diduga gantung diri di kamar mandi. Waktu itu, warga yang bermukim di Jalan Jamin Ginting, Gang Sahabat, Kelurahan Darat, Kecamatan Medan Baru, Medan itu, baru saja pulang mencari pinjaman dari tetangga untuk menutupi kebutuhan keluarga.
Suaminya itu ditemukan sudah tidak bernyawa pada Sabtu (18/6) sekira jam 15.00 WIB. Saat ditemukan, suaminya diduga sebelumnya menggantung dirinya dengan sehelai kain sarung di kamar mandi kos-kosan tempat mereka tinggal.
Kehidupan ekonomi keluarganya semakin sulit sejak pandemi Covid-19 terjadi. Suaminya kehilangan pekerjaan dan tidak bisa pergi keluarga kota bekerja karena tidak ada surat keterangan sehat.
"Suami saya berniat merantau ke Batam, tapi di tengah pandemi Covid-19 tidak bisa karena tidak punya surat keterangan sehat," ungkap Rahmadhani seperti dilansir dari Antara, Senin (15/6/2020).
Sri Ramadhani tidak menyangka suaminya akan berbuat senekat itu. Sebab, sebelumnya tidak ada tanda-tanda bahwa sang suami akan mengakhiri hidupnya. Dia masih bersama sang suami sekira jam 12.30 WIB. Beberapa saat kemudian, dia pergi ke luar rumah untuk mencari pinjaman uang kepada temannya untuk membayar uang kos-kosan.
“Tadi kami masih sama di sini. Dia sempat salat zuhur, saya lagi nggak bisa salat. Terus saya keluar mau cari pinjaman uang sama kawan. Nggak jumpa sama kawan itu. Terus saya balik kemari,” tutur Sri.
Sesampainya di kos-kosan, Sri mendapati pintu kamar dalam keadaan terkunci. Dia memanggil suaminya berulang kali namun tidak disahut. Perempuan yang mengenakan jilbab biru itu pun coba melihat dari kaca jendela, namun ia juga tak melihat sang suami.
“Karena nggak ada sahutan, nggak enak perasaan saya. Jadi saya ajak tetangga untuk mendobrak pintu rumah ini,” lanjutnya.
Bersama warga, Sri pun mendobrak pintu rumah. Sri kaget melihat suaminya sudah tergantung di kamar mandi dengan sehelai kain sarung.
“Padahal tadi katanya dia lapar, jadi saya belikan tahu biar dia makan. Tadi pagi pun dia cuma makan roti. Kemarin pun dia cerita sedih karena nggak dapat bantuan beras dari pemerintah,” kata Sri.
Sri Rahmadani dan Anwar baru menikah selama 3 bulan. Usinya terpaut 6 tahun lebih tua dari suaminya Anwar. Sebelumnya, Anwar bekerja sebagai penjaga parkir di seputaran Pajus, di Jalan Jamin Ginting, Medan. Sri juga bekerja di sana membantu usaha jualan milik orang lain.
“Udah 2 bulan ini nggak kerja. Saya kerja jualan di Pajus, ikut-ikut orang," katanya.
Sri menduga, sang suami depresi akibat kesulitan dalam perekonomian rumah tangga mereka belakangan ini. Tagihan bulanan terus berjalan sementara penghasilan tidak menentu. Selain menutupi kebutuhan sehari-hari, mereka juga harus membayar uang kos setiap tanggal 10, setiap bulannya.
"Ini udah lewat tanggal. Jadi kami agak segan sama yang punya kos. Mungkin dipikirkannya (Anwar) kali,” ucapnya.
Karena kehidupan di Medan tidak menentu, mereka sempat ingin mengadu nasib di Batam. Namun, belum terwujud karena karena uang belum ada.
“Aku rencana mau ke Batam. Katanya dia mau ikut. Rupanya harus cek kesehatan Covid-19. Satu orang bayar Rp500 ribu, jadi batallah kami ke sana, karena nggak ada uang kami,” lanjutnya.
Personel Polsek Medan Baru yang mendapat informasi di lokasi beserta tim Inafis Polrestabes Medan membawa jenazah Anwar ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Untuk sementara dugaan kita korban meninggal karena bunuh diri. Tidak ada kita temukan tanda-tanda kekerasan. Dari dalam kamar kita temukan kain sarung dan identitas-identitas diri aja," jelas Panit Reskrim Polsek Medan Baru, Ipda Sondi di lokasi kejadian.
Dari warga sekitar diketahui, Sri dan Anwar seringkali terlihat mesra berduaan. Pasutri itu kerap terlihat bergandengan tangan ketika keluar rumah. Warga pun tak menduga jika Anwar nekat bunuh diri.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: