Kategori Berita
Media Network
Kamis, 12 AGUSTUS 2021 • 15:33 WIB

Dampak Tren Ikoy-ikoyan yang Dipopulerkan Arief Muhammad Menurut Pakar Psikologi

Youtuber Arief Muhammad ditemui di Jakarta, Selasa (3/9/2019). (ANTARA/Arindra Meodia)

Media sosial saat ini sedang dirmaikan dengan tren 'ikoy-ikoyan' yang dipopulerkan oleh Arief Muhammad.

Ikoy-ikoyan sendiri adalah sebutan untuk hadiah yang diberikan kepada para followers yang mengirim DM maupun komentar unik dan lucu di akun Instagram influencer tersebut.

Namun belakangan ini, tren ikoy-ikoyan tersebut pun semakin ramai dan tersebar. Pasalnya, masyarakat pun tak hanya meminta 'hadiah' kepada Arief Muhammad. tapi juga ke beberapa artis maupun influencer lainnya.

Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto menilai tren aksi "ikoy-ikoyan" yang dipopulerkan oleh Arief Muhammad di media sosial bisa menimbulkan efek kebiasaan, di mana setiap kesulitan diatasi dengan meminta bantuan kepada orang lain tanpa adanya usaha terlebih dahulu.

"Berbagi pada dasarnya adalah hal yang baik sebagai makhluk sosial. Namun kita sudah diajarkan sejak kecil bahwa kita tidak seharusnya memamerkan hal tersebut," kata Kasandra saat dihubungi Antara, Kamis (12/8/2021).

Pada sebagian orang, berbagi bisa saja menjadi bagian dari strategi marketing, kata Kasandra. 

Baca Juga: Viral Acara Perpisahan Sekolah di Hotel Makassar saat PPKM Level 4, Duduk di Meja Bundar

"Sebagai imbal jasa atas apa yang dilakukan orang lain, ada yang membuat menjadi tenar, menambah followers dan membangun image positif dan atau membeli kesetiaan," katanya memberikan contoh.

Menurut Kasandra, tren 'ikoy-ikoyan' itu tergantung dari motif dan cara untuk melakukannya. Sebab, hal ini akan merefleksikan profil psikologis, baik inteligensi dan kepribadian seseorang.

"Dengan meyakini prinsip law of attraction, kita akan memetik apa yang kita tanamkan. Berbagi karena pamrih, atau memang karena mengasihi sesama," ujarnya.

Selain Kasandra, Psikolog dan founder dari Klinik Psikologi Ruang Tubuh Irma Gustiana A, M.Psi mengatakan bahwa sebaiknya tren ini tidak menjadi kebiasaan di masyarakat.

"Tapi ini nggak boleh jadi kebiasaan sih sebenarnya ya. Jadi artinya kalau memang si influencer atau selebgram ingin menolong ya menolonglah dengan cara yang mungkin proporsional, yang tepat, sehingga tidak salah sasaran," kata Irma.

Irma menjelaskan, tren ini mungkin tidak menimbulkan gejala-gejala yang berisiko mengalami gangguan mental. Namun, hal ini dapat menurunkan karakter seseorang.

"Jadi kalau misalnya dia sekali terus dikasih, besokannya ah nyoba lagi nih sama siapa gitu kan. Terus ternyata mungkin direspon juga. Nanti kan lama-lama jadi kebiasaan. Dan kemudian mental seseorang ini bukan jadi mental yang tangguh gitu. Karena dia merasa bahwa meminta pada seseorang itu adalah jalan keluar," tambahnya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Dampak Tren Ikoy-ikoyan yang Dipopulerkan Arief Muhammad Menurut Pakar Psikologi

Link berhasil disalin!