Prayitno, pengusaha sedotan bambu. (Sunaryo Haryo Bayu/IDZ Creators)
Tahu engak sih, Indonesia menjadi negara penyumbang pencemaran sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina. Data itu dirilis oleh The Economist Intelligence Unit tahun 2017.
Banyaknya sampah plastik yang enggak terkontrol sangat membahayakan lingkungan, khususnya bagi biota laut. Di beberapa tempat bahkan banyak biota laut yang mati karena memakan plastik.
Untuk mengurangi bahaya dampak plastik tersebut, Joko Prayitno (54) warga Ngringo, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, mengembangkan usaha membuat sedotan minuman dari bambu.
Sedotan dari bambu ini ramah lingkungan karena mudah terurai. Untuk mendapatkan bahan baku, Prayitno mendatangkan bambu dari Kediri, Malang, dan Ponorogo.
Sedotan bambu sepanjang 30 cm tersebut dibersihkan dahulu dengan ramuan herbal untuk menghilangkan kotoran dan mencegah pembusukan. Produk sedotan ramah lingkungan ini dijual Prayitno seharga Rp3 ribu per batang.
Ternyata inovasi Prayitno berbuah manis. Memanfaatkan media sosial untuk promosi, pesanan sedotan bambu terus berdatangan. Enggak hanya dari dalam negeri, permintaan sedotan bambu juga datang dari berbagai negara seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis. Kebanyakan para pemesan merupakan pengusaha restoran dan kafe.
Meski penggunaanya masih sangat terbatas, usaha penggunaan sedotan dari bahan alam tersebut sedikit banyak telah berkontribusi dalam menurunkan sampah plastik, sehingga pencemaran laut sedikit berkurang. Keren kan?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: