Aziz, tukang parkir disabilitas yang penuh semangat (Instagram/Rumahyatim)
Tentu tidak mudah menjadi seorang penyandang disabilitas. Keterbatasan fisik kerap membuat mereka putus asa dan enggan melanjutkan hidup.
Namun hal itu tak berlaku bagi Aziz (30). Lelaki yang bekerja sebagai tukang parkir di kawasan pertokoan Pondok Bambu, Jakarta Timur tersebut tak pernah menyerah meski keterbatasan melanda dirinya.
"InsyaAllah saya masih kuat untuk bekerja, mencari nafkah, mencari uang demi keluarga bisa makan, meskipun saya begini kondisinya, tapi saya lebih sedih kalau tidak bisa membantu dan hanya bisa merepotkan,” katanya, seperti yang dikutip Indozone dari akun Instagram Rumahyatim, Sabtu (15/1/2022).
Ya, Aziz menderita kelainan tulang kaki yang menyebabkan dirinya tidak bisa berjalan. Namun hal itu tidak membuatnya berhenti bekerja, ia rela merangkak demi bisa mencari rezeki untuk biaya memberangkatkan umrah orang tua.
Ia bahkan sudah bekerja lebih dari 4 tahun menjadi tukang parkir di lokasi yang tak jauh dari tempat tinggalnya itu. Setiap pagi ia mulai merangkak ke tempat kerja mulai pukul 10.00 WIB dan pulang saat malam menjelang.
Namun segala kerja kerasnya ternyata belum mampu menunaikan hajatnya. Sebab sang ayah telah lebih dulu berpulang pada bulan lalu.
“Sedih belum bisa memberangkatkan ayah ke tanah suci,” sambungnya.
Namun, seolah memiliki hati baja, Aziz tak mau larut dalam kesedihan. Ia menyebut akan terus bekerja keras demi cita-citanya yang tersisa, yaitu memberangkatkan ibunya umrah.
Meskipun mengaku pendapatannya menurun sejak pandemi, ia selalu bersyukur. Ia tetap menyisihkan pemasukannya untuk cita-cita mulia.
Tekadnya untuk memberangkatkan ibunya umrah mucul karena sebagai anak pertama, ia tak ingin menyerah pada kondisi fisiknya.
"Tetap bersyukur aja, kita harus bersyukur. Saya lagi kumpulin uang buat ibu umrah," ujarnya.
Berapapun uang yang didapatnya, ia selalu menyisihkan untuk ditabung.
"Kalau dapat Rp 50.000, Rp 30.000 dikasih orang tua, sisanya saya simpan. Untuk makan juga dan untuk menabung," sambungnya.
Kegigihan Aziz sendir telah menuai kekaguman dari banyak orang. Salah satunya dari rekannya, Rosyid yang mengajaknya bekerja sebagai juru parkir.
“Jadi awalnya itu dia lewat sini. Saya enggak tega melihat dia jalan merangkak. Lalu ditanyain sama saya, 'mau ke mana dek?'. Dia bilang mau ngamen bang. Tapi saya ga tega,” katanya.
Oleh sebab itulah Rosyid menawari Aziz jadi tukang parkir.
"Saya enggak tega, jadi saya tawari aja pas kami ketemu dua kali: 'Kamu mau nggak parkir di sini?' Dia bilang mau," urai Rosyid.
Selama mengenal Aziz, Rosyid menilai rekannya seorang yang gigih. Hal itu bisa ia lihat sejak hari pertama mereka bertemu. Menurut Rosyid, Aziz selalu ramah ketika disapa olehnya dan sejumlah pengendara yang melintas.
"Dari situ saya sudah tahu dia rajin dan gigih. Dia juga baik. Banyak pelajaran hidup yang bisa saya ambil. Sikapnya yang nggak pernah mengeluh dan selalu bersyukur patut dicontoh," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: