Ilustrasi keluarga (freepik.com)
Sandwich generation adalah istilah yang umum diberikan kepada kelompok individu yang memiliki tanggung jawab lebih atas kehidupan keluarga sendiri dan bukan seorang kepala keluarga.
Istilah ini diberikan oleh Dorothy A. Miller, profesor yang berasal dari Universitas Kentucky Amerika Serikat. Ia memperkenalkan istilah ini sejak tahun 1981.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk berusia 20-54 tahun yang merepresentasikan generasi sandwich ini mencapai 71.621.318 jiwa atau 26,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Roti sandwich menjadi lambang dari generasi ini karena individu yang bertanggung jawab dianalogikan sebagai potongan daging yang terhimpit oleh 2 buah roti.
Dalam hal ini, roti di tersebut merupakan gambaran dari generasi atas atau orang tua dan anak-anak yang menjadi generasi di bawahnya.
Secara sederhana, generasi ini harus berbagi finansial untuk generasi di atas dan di bawahnya.
Sandwich generation itu sendiri memiliki beberapa tipe, meskipun seluruhnya bertanggung jawab atas kehidupan ekonomi generasi atas dan di bawahnya.
Baca Juga: Mengenal Istilah 'Sandwich Generation' dan Cara Menghindarinya
Tipe sandwich generation ini terbagi berdasarkan usianya dan dicetuskan oleh Carol Abaya, Aging and Elder Care Expert dan terkenal sebagai expert dalam bidang sandwich geenration.
Di tipe pertama, sandwich generation berada di usia 40-50 tahun. Kategori ini memiliki tanggung jawab untuk memenuhi finansial serta kebutuhan anak-anak yang tidak mandiri secara finansial dan orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak produktif bekerja lagi.
Kelompok usia 50 hingga 60 tahun dan 30 hingga 40 tahun menjadi jenis dari sandwich generation ini. Mereka harus menanggung finansial dari orang tuanya sekaligus anak-anak hingga cucunya meski telah dewasa.
Sandwich generation yang ada pada tipe ini cukup berat karena hampir seluruh di generasi di atas dan di di bawah bergantung padanya.
Sandwich generation yang ada pada jenis ini bertanggung jawab aktif untuk perawatan orang tua atau lansia lainnya.
Tekanan yang datang dari berbagai pihak membuat sandwich generation merasa stress, bahkan berisiko depresi. Kehidupan finansial juga terkadang kacau.
Untuk itu, pengelolaan finansial yang tepat harus kamu terapkan. Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah membuat prioritas keuangan yang jelas.
Selain itu, lakukan pencatatan arus kas agar keuangan rapi dan terstruktur. Menyiapkan dana darurat sekecil apapun juga membantu ketika ada pengeluaran diluar dugaan.
Asuransi kesehatan juga membantu untuk menjadi jaminan ketika seseornag sakit. Jadi, tak menganggu arus kas.
Menjadi sandwich generation tentu berat. Namun, arus kas yang positif dan teratur akan membantu kamu dalam menjalaninya.
Baca Juga: 6 Cara Memutus Mata Rantai Sandwich Generation, Ini Solusinya!
Banyak hal lainnya yang bisa kamu ketahui dari berbagai kanal di INDOZONE, yuk ketahui!
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: