Kaiji Wada, mualaf asal Jepang (ANTARA FOTO/Juwita Trisna Rahayu)
Kaiji Wada tidak lahir sebagai seorang muslim. Akan tetapi, pengalamannya mencoba berpuasa di bulan Ramadhan, memantapkannya memeluk Islam.
Kaiji pun menceritakan pengalamannya menjalankan ibadah puasa serta tantangan yang dihadapi. Kaiji mengaku, sudah menjalankan puasa sejak 2017 sebelum ia memeluk agama Islam.
“Saya hanya penasaran dan ingin tahu bagaimana rasanya berpuasa seperti Muslim,” kata Kaiji, INDOZONE melansir dari ANTARA, Sabtu (15/4/2023).
Baca Juga: WNI di Jepang Curhat Korea Utara Kirim Rudal Terus-menerus: Main Petasan Kok Siang-siang?
“Saya berpuasa 90 persen dari sebulan itu. Waktu itu saya belum punya iman atau keyakinan Islam. Itu hanya untuk tahu bagaimana menahan lapar dan haus,” ujarnya.
Namun, sejak ia memutuskan untuk menjadi seorang muslim, persepsi Kaiji tentang puasa berubah. Menurut CEO Career Diversity itu, puasa adalah momentum melihat ke dalam diri, yakni terkait mentalitas dan keyakinan.
“Ketika kita berbicara tentang puasa, kita cenderung berbicara tentang makanan. Kita harus melihat lagi mengapa kita berpuasa dan membuat niat kita jelas. Ini yang kita harus jaga dalam pikiran kita untuk beribadah puasa,” ungkapnya.
Kendati demikian, Kaiji tidak terlepas dari berbagai tantangan dalam menjalankan ibadah puasa, terutama di negara minoritas muslim, seperti Jepang.
“Tidak seperti di Indonesia, kita tidak melihat suasana Ramadhan di Jepang karena sebagian populasi Jepang adalah non-Muslim. Jadi, harus terus memotivasi diri dan menjaga iman dari diri sendiri,” katanya.
Momentum, yang ia tidak lupa dalam berpuasa setiap tahunnya, adalah durasi puasa dan perjuangan pergi ke masjid untuk berbuka bersama dan salat tarawih.
“Seperti sahur pada pukul 2 dini hari dan berpuasa sampai pukul 6-7 sore. Untuk pergi ke masjid, butuh setidaknya 30 menit berjalan kaki dan naik kereta. Tidak mudah, tapi saya merasakan semacam prestasi saat saya menyelesaikan semua itu dalam sebulan penuh,” ujarnya.
Untuk itu, Kaiji memiliki kiat dalam berpuasa, terutama dalam menentukan menu berbuka dan sahur. Tujuannya adalah supaya semangat berpuasa hingga berbuka.
Dia selalu mengawali buka puasa dengan air putih dan tiga butir kurma sesuai sunah Nabi Muhammad SAW. Selain itu, dia menyantap natto, makanan khas Jepang dari kedelai, karena mudah diolah dan mengandung banyak protein.
Kaiji berpesan kepada sesama muslim, terutama mualaf, supaya tetap semangat menjalankan ibadah puasa Ramadhan di mana pun.
Baca Juga: Berburu Ramen Seirock-Ya, Ramen yang Katanya Terenak di Jakarta
“Siapa pun kalian, dari negara mana pun kalian berasal, kita tetap berpuasa Ramadhan. Mari kita sebarkan berbagai informasi, pengalaman dan inspirasi baik bersama. Ini yang memotivasi kami siapapun kalian. Bismillah,” pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: