INDOZONE.ID - Menjelang bulan suci Ramadan, pasar fashion muslim semakin diramaikan oleh brand-brand hijab baru yang menghadirkan desain segar, bahan nyaman, dan warna-warna menarik.
Salah satunya adalah Mungkin, lini fashion yang digagas oleh Safwa Najla bersama teman-temannya yang secara resmi diluncurkan pada Jumat (17/1/2025) di Bale Nusa, Jakarta Selatan.
Tak bisa dipungkiri, gaya hijab Mahalini saat menjalankan ibadah umroh menjadi inspirasi Safwa dan teman-temannya untuk brand Mungkin.
"Aku memang ingin munculin hijab yang nyaman dikenakan sehari-hari. Anak jaman sekarang kalau pakai hijab yang polos. Bajunya rame hijabnya yang polos," kata Najla.
"Sebenarnya hijab seperti itu yang kita munculin, hijab kita hijab yang meleyot-meleyot gitu," lanjut Najla.
Sebagai anak muda yang selalu mengikuti perkembangan desain, Najla juga terapkan dalam setiap desain Mungkin untuk terus mengikuti tren fashion yang terus berkembang.
"Karena target market kita gen z, jadi kita harus ngikutin tren yang ada," ujar Najla.
Koleksi pertama Mungkin mengusung hijab dengan warna-warna earthy seperti cokelat, krem, abu-abu, dan sage green.
Palet warna ini dipadukan dengan bahan premium yang dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal, terutama bagi generasi muda yang aktif.
"Gaya hijab meleyot Mahalini saat umroh jadi salah satu inspirasi kami. Aku ingin menghadirkan hijab yang nyaman dan simpel," jelas Najla.
Tak hanya hijab, Mungkin juga berencana untuk memperluas koleksinya dengan meluncurkan produk lain, seperti tas dan aksesori fashion.
Safwa Najla, yang baru berusia 19 tahun, menunjukkan bahwa generasi z tidak hanya mampu mengikuti tren, tetapi juga menciptakan inovasi.
Bersama 10 teman dekatnya, Najla mengelola semua proses kreatif untuk Mungkin, mulai dari desain produk hingga pengelolaan media sosial dan editing video.
"Aku mengajak teman-temanku yang punya potensi, tidak semata-mata hanya untuk urusan bisnis. Kami bekerja sama dengan semangat kekeluargaan," ungkapnya.
Dalam peluncuran brand ini, Najla juga menegaskan bahwa gen z tidak selamanya sesuai dengan stigma negatif, seperti malas atau tidak memiliki etos kerja.
Melalui Mungkin ia ingin membuktikan bahwa anak muda mampu menciptakan sesuatu yang berkualitas dan bernilai positif.
"Aku mau brand ini jadi gerakan besar yang menunjukkan kalau anak-anak muda seperti aku itu bisa berkontribusi dan enggak seburuk yang orang pikirkan," tandasnya.