Ilustrasi anak mengalami gizi buruk (diplomatartist.com)
Masalah gizi buruk merupakan salah satu isu dunia yang sampai saat ini masih hangat diperbincangkan.
Dalam beberapa kasus, kondisi gizi buruk sering ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Secara umum, gizi buruk atau disebut kwashiorkor paling banyak dialami oleh kelompok usia anak-anak dan balita.
Penyebab utama gizi buruk karena kebutuhan zat gizi harian anak tidak tercukupi, terutama kandungan protein.
Hal itu kerap dikaitkan dengan tingkat ekonomi masyarakat dan kurangnya pengetahuan orang tua tentang nutrisi tumbuh kembang anak.
Kondisi gizi buruk ini sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yang cenderung lebih lambat dibanding anak normal seusianya.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami gizi buruk atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pemeriksaan fisik.
Rumus menentukan status gizi anak = Berat Badan (BB) sekarang/BB ideal x 100%, dengan kategori:
Menurut studi kesehatan, ada beberapa jenis gizi buruk pada anak yang umum ditemui, di antaranya:
Penyakit kwashiorkor atau disebut busung lapar merupakan gizi buruk karena kekurangan protein, vitamin, dan mineral.
Anak yang menderita gizi buruk jenis kwashiorkor ini biasanya cenderung rentan terkena infeksi.
Adapun ciri-ciri tubuh penderita jenis gizi buruk kwashiorkor, antara lain:
Jenis gizi buruk marasmus disebabkan karena tubuh kekurangan karbohidrat, kalori, dan protein.
Penyakit marasmus sering ditemukan di kawasan negara Afrika dan wilayah konflik menyebabkan kelaparan akut.
Kebanyakan anak-anak atau bayi berusia di bawah satu tahun mengalami gizi buruk marasmus ini.
Penyebab marasmus beragam, seperti kurang makan, tubuh infeksi, bawaan lahir, lahir prematur, dan faktor lingkungan.
Gizi buruk marasmus pada anak dapat diketahui dengan ciri-ciri fisik berikut ini:
Marasmik-kwashiorkor merupakan penyakit gizi buruk karena tubuh kekurangan kandungan protein dan karbohidrat.
Seperti namanya, jenis gizi buruk ini gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Kondisi ini terbilang cukup serius.
Pasalnya, dapat menyebabkan anak rabun senja, rentan terinfeksi penyakit, dan daya tangkap otak menurun.
Untuk mencegah terjadinya marasmik-kwashiorkor, pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak sampai usia 2 tahun sangatlah efektif.
Berikan juga makanan sesuai pedoman gizi seimbang berupa sayur-mayur, buah-buahan, serta yang mengandung karbohidrat dan protein.
Itulah tadi jenis-jenis gizi buruk pada anak beserta ciri-ciri yang umum ditemui.
Nah, dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2020 ini, harapannya kita semua semakin peduli dengan masalah gizi buruk di Indonesia.
Sehingga, kasus gizi buruk tidak dialami oleh diri kita sendiri maupun keluarga di rumah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: