Ilustrasi vaksin (healthaffairs)
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengeluarkan peta jalan penelitian dan pengembangan untuk mengatasi epidemi virus corona atau Covid-19 di dunia.
Februari lalu, melalui laman resminya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO telah menggelar pertemuan yang dihadiri lebih dari 400 ilmuwan untuk mengidentifikasi prioritas penelitian untuk menyelamatkan nyawa dan menemukan vaksin dan terapi dalam jangka panjang.
Prioritas penelitian virus corona di antaranya mencakup upaya untuk mencari tahu sejarah alami virus, epidemiologi, vaksin, diagnostik, terapi, manajemen klinis, pertimbangan etis, dan ilmu sosial.
Mengkoordinasi penelitian agar grup-grup berbeda di seluruh dunia saling melengkapi satu sama lain sangat vital agar WHO dapat memberikan saran yang lebih baik dan negara-negara dan mengambil keputusan berbasis bukti ilmiah yang mampu menyelamatkan nyawa menurut Tedros.
"Karena itu WHO telah mengembangkan seperangkat protokol inti yang menetapkan standar tentang bagaimana penelitian harus dilakukan, dan untuk mengumpulkan data penting sehingga kita dapat membandingkan apel dengan apel dan mengumpulkan data dari berbagai penelitian," ujar dia.
Sejauh ini WHO telah menerima aplikasi untuk peninjauan dan persetujuan dari 40 tes diagnostik. Selain itu, ada 20 vaksin yang sedang dikembangkan dan banyak uji klinis terapi sedang berlangsung.
"Bahkan ketika kita menguji terapi, kita perlu memastikan bahwa persediaan obat-obatan untuk itu tersedia jika terbukti efektif," kata Tedros.
Guna mengatasi epidemi tersebut, Shanghai East Hospital of Tongji University mengembangkan vaksin mRNA untuk melumpuhkan virus corona baru penyebab COVID-19. Menurut laporan kantor berita Xinhua, vaksin tersebut akan dikembangkan bersama oleh rumah sakit dan Stermirna Therapeutics Co., Ltd.
CEO Stermirna Therapeutics Li Hangwen mengatakan waktu tidak lebih dari 40 hari diperlukan untuk memproduksi sampel vaksin berdasarkan generasi baru teknologi mRNA dan beberapa prosedur pendahuluan. Sampel akan dikirim untuk tes dan dibawa ke klinik sesegera mungkin.
Tidak hanya Pemerintah China, Pemerintah Amerika Serikat juga mendorong lembaga penelitian dan perusahaan farmasinya untuk mempercepat kerja pengembangan vaksin untuk COVID-19.
Kantor berita Reuters mengutip pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (2/3) bahwa Pemerintah Amerika Serikat telah meminta perusahaan farmasi mempercepat kerja pengembangan vaksin virus corona.
Dalam pertemuannya dengan sejumlah eksekutif industri farmasi di Gedung Putih, Trump mendesak perusahaan untuk berkolaborasi guna mempercepat proses mendapatkan vaksin dan terapi untuk korban virus corona tipe baru.
Bagaimana upaya Indonesia?
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan PT Bio Farma sedang membahas pengembangan vaksin untuk menangkal infeksi virus corona baru penyebab virus corona.
Menteri BUMN Erick Thohir juga mendorong perusahaan negara PT Bio Farma untuk mengembangkan vaksin virus corona baru dan memproduksinya.
Bio Farma didorong bekerja sama dengan lembaga-lembaga riset kesehatan tingkat nasional maupun internasional, termasuk Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dalam mengembangkan dan memproduksi vaksin corona.
Ditegaskan pula oleh Menkes Terawan "Pemerintah akan menggiatkan penelitian untuk mengembangkan vaksin dan atau obat untuk mengatasi virus corona," ujarnya seperti mengutip Antara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: