Kategori Berita
Media Network
Minggu, 26 JULI 2020 • 07:16 WIB

Penyakit Autoimun: Jenis, Gejala dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi penyakit autoimun (niehs)

Apa itu Penyakit Autoimun?

Ilustrasi kulit ruam karena autoimun (NordicScience)

Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh kamu secara keliru menyerang tubuh kamu.

Sistem kekebalan biasanya menjaga diri kamu terhadap kuman seperti bakteri dan virus. Ketika sistem kekebalan tubuh mendeteksi benda asing ini, mereka mengirimkan pasukan sel tempur untuk menyerang mereka.

Umumnya, sistem kekebalan dapat membedakan sel asing dan sel kamu sendiri.

Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh salah mengenal bagian tubuh kamu, seperti sendi atau kulit, sebagai benda asing. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh melepapskan protein yang disebut antibodi dan menyerang sel-sel sehat.

14 Jenis Penyakit Autoimun pada Umumnya

Ilustrasi penyakit autoimun (MedicalNewsToday)

1. Diabetes tipe 1

Pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah. Pada diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.

Hasilnya adalah gula darah tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-orang seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

2. Rheumatoid arthritis (RA)

Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang sendi. Serangan ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian.

Perlu kamu ketahui juga bahwa RA dapat menyerang orang-orang pada usia 30-an atau lebih cepat.

3. Psoriasis/radang sendi psoriatik

Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh ketika mereka tidak lagi dibutuhkan. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang terlalu cepat. Sel-sel ektra yang menumpuk itu akan membentuk bercak merah meradang, umumnya dengan sisik plak perak-putih pada kulit.

30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka. 

4. Multiple sclerosis (MS)

Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat kita.

Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari selurub tubuh kamu.

Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan. 

Menurut sebuah studi Trusted Source pada tahun 2012, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan dalam waktu 15 tahun setelah penyakit dimulai.

5. Systemic lupus erythematosus (SLE) 

Walaupun dokter di tahun 1800-an pertama kali menggambarkan lupus sebagai penyakit kulit, sebenarnya lupus juga mempengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.

Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum.

6. Penyakit radang usus

Penyakit radang usus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus. 

7. Penyakit addison

Penyakit addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.

Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula. Sedangkan, kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam darah.

Gejala penyakit ini meliputi kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.

8. Penyakit graves

Penyakit graves menyerang kelenjar tiroid di leher, menyebabkan memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.

Memiliki terlalu banyak hormon ini meningkatkan aktivitas tubuh kamu, menyebabkan gejala-gejala seperti gugup, detak jantung yang cepat, intoleransi panas, dan penurunan berat badan.

9. Sindrom sjogren

Sindrom ini menyerang kelenjar yang menyediakan pelumas pada mata dan mulut. Gejala khas sindrom sjogren adlaah mata kering dan mulut kering, tetapi terkadang juga dapat mempengaruhi sendi atau kulit.

10. Tiroiditis Hashimoto

Pada tiroiditis hashimoto, produksi hormon tiroid melambat menjadi defisiensi. Gejalanya meliputi kenaikan berat badan, kepekaan terhadap dingin, kelelahan, rambut rontok, dan pembengkakan tiroid (gondok).

11. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis mempengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengendalikan otot. Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tersebut tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontrasksi.

Gejala paling umum dari penyakit ini adalah kelemahan otot yang memburuk dengan aktivitas dan membaik dengan istirahat. Seringkali otot yang mengendalikan gerakan mata, pembukaan kelopak mata, menelan, dan gerakan wajah terlibat.

12. Vaskulitis autoimun

Vaskulitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah. Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh darah dan arteri, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melaluinya.

13. Anemia pernisiosa

Kondisi ini menyebabkan kekurangan protein, yang dibuat oleh sel-sel lambung, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan.

Tanpa cukup vitamin ini, seseorang akan mengalami anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan diubah. Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. 

14. Penyakit seliaka

Orang dengan penyakit seliaka tidak bisa makan makanan yang mengandung gluten, protein dalam gandum, gandum hitam, dan produk biji-bijian lainnya.

Ketika gluten ada di usus kecil, sistem kekebalan akan menyerang bagian saluran pencernaan ini dan menyebabkan peradangan.

Sejumlah besar orang melaporkan bahwa mereka juga mengalami gejala seperti diare dan nyeri perut.

Gejala-gejala Penyakit Autoimun

Ilustrasi demam (photo/Pexels/Andrea Piacquadio)

Gejala awal dari banyaknya penyakit autoimun sangat mirip, seperti:

  • Kelelahan
  • Otot pegal
  • Bengkak dan kemerahan
  • Demam ringan
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
  • Rambut rontok
  • Ruam kulit

Setiap penyakit juga dapat memiliki gejala uniknya sendiri. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. Radang usus menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare.

Begitu pula dengan penyakit seperti psoriasis atau RA dengan gejala yang dapat datang dan pergi. Dan ada saat ketika gejala hilang yang disebut masa remisi.

Cara Mengobati Penyakit Autoimun

Ilustrasi olahraga (photo/Pexels/Andrea Piacquadio)

Perawatan tidak dapat menyembuhkan penyakit autoimun, tetapi mereka dapat mengontrol respon imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan atau setidaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan. Obat yang digunakan untuk mengobati kondisi ini meliputi:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen (Motrin, Advil) dan naproxen (Naprosyn)
  • Obat penekan kekebalan tubuh

Perawatan ini dapat meredakan gejala seperti nyeri, bengkak, kelelahan, dan ruam kulit.

Makan makanan yang seimbang dan berolahraga teratur juga dapat membantu kamu merasa lebih baik.


Nah, itulah penjelasan tentang penyakit autoimun yang #KAMUHARUSTAU. Semoga artikel berikut memberikan informasi bermanfaat untuk kamu semua. 

Jangan lupa untuk terus ikuti berita maupun artikel terbaru lainnya ya, hanya di INDOZONE.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Tags
BERITA TERBARU

Penyakit Autoimun: Jenis, Gejala dan Cara Mengatasinya

Link berhasil disalin!