Ilustrasi virus BA.2.75 (Freepik)
Subvarian Omicron BA.2.75 atau yang dikenal dengan varian Centaurus disebut-sebut bakal mendominasi di seluruh dunia.
Ahli virus dari Universitas Edinburgh, dr Eleanor Gaun mengungkap subvarian ini punya sifat yang sangat menular dan cepat menyebar.
“Kami melihat varian baru ini berpotensi menggantikan semua varian yang sebelumnya kami anggap sangat menular, namun kami tidak tahu persis mengapa varian ini menjadi begitu dominan,” ucap dr Gaunt, seperti yang dikutip dari EuroNews, Kamis (21/7/2022).
Lebih lanjut, Gaunt menyebut pihaknya belum bisa memastikan penyebab subvarian Omicron ini menjadi begitu dominan sebab masih diteliti.
“Bisa mengatasi kekebalan yang ada sebelumnya, atau bisa jadi lebih baik dalam transmisi. Tetapi mengingat kurangnya data, hanya waktu yang akan menjawab," sambungnya.
Perlu diketahui, saat ini BA.2.75 sudah dominan di India, setelah pertama kali terdeteksi di sana pada Mei 2022. Subvarian kini telah ditemukan di puluhan negara termasuk Inggris, Jerman, dan Belanda.
Baca juga: WHO Wanti-Wanti Eropa, Kasus COVID-19 Bisa Makin Melonjak saat Musim Gugur dan Dingin
Seperti BA.5, BA.2.75 merupakan varian Corona yang sangat menular dan cepat menyebar. Subvarian Omicron ini diprediksi menjadi dominan di seluruh dunia tahun ini.
"Temuan kami terkait BA.2.75 baru ini adalah bahwa (subvarian Omicron) itu menyebar di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, jadi tampaknya virus ini mampu menghadapi kekebalan yang sudah terbentuk sebelumnya," ungkap Gaunt lagi.
Gaunt juga menyebut jumlah perubahan protein lonjakan, yakni protein pada permukaan virus yang membantu memasuki sel menjadi penyebab subvarian ini kebal dari perlindungan sebelumnya.
"Itulah bagian dari virus yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh Anda. Ketika itu mengubah tampilannya, maka sistem kekebalan Anda kurang bisa mengenalinya. Ini pasti sesuatu yang terjadi di sini," bebernya.
Meski begitu, Gaunt memastikan masyarakat tidak perlu khawatir perihal penyebaran BA.2.75 dan potensinya menjadi varian Corona dominan di dunia. Pasalnya, sifat virus tersebut telah menjadi pola yang berkali-kali dihadapi sepanjang pandemi COVID-19.
Sebelumnya, subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus juga telah terdeteksi di Indonesia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan temuan tiga kasus COVID-19 dengan infeksi varian tersebut pada Senin (28/7/2022).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: