Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 10 DESEMBER 2022 • 07:07 WIB

Epidemiolog Sebut Indonesia Memasuki Era Mix Varian COVID-19

Ilustrasi penyebaran Covid-19 di Indonesia 2. (Freepik)

Indonesia diketahui sudah memiliki beberapa varian COVID-19. Beberapa waktu lalu, muncul subvarian Omicron XBB dan BQ.1.

Namun, baru-baru ini diketahui pula bahwa sudah ada subvarian lainnya yakni BN.1. Jumlah kasus dari varian tersebut diketahui sudah lebih dari 20 orang.

Menurut Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, pandemi COVID-19 di Indonesia memasuki era mix varian. Hal itu berpotensi dapat melahirkan mutasi super.

"Sejak pertengahan November 2022, saya sudah ingatkan bahwa Subvarian Omicron BN.1 turut berkontribusi dalam peningkatan kasus dalam gelombang pandemi di era mix varian," ucap Dicky Budiman dikutip dari Antara, Sabtu (10/12/2022).

Baca Juga: Omicron BN.1 Terdeteksi di 6 Provinsi, Epidemiolog: Jangan Sampai Picu Varian Super

Dicky menuturkan, COVID-19 di Indonesia dikatakan mix varian lantaram berjumlah lebih dari satu varian. Di antaranya XBB, BQ.1 berkisar 90 persen, BA.5, dan BN.1 yang terdeteksi sebanyak 20 kasus.

Dicky bilang, BN.1 memiliki karakter yang lebih cepat menular dan lebih mudah terikat pada reseptor, serta mampu mengelak dari imunitas tubuh.

"Dua faktor ini menyebabkan kenapa SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 berevolusi. Saat keduanya bertemu di subvarian dan dua-duanya efektif, ketika mitigasi kurang, maka reinfeksi yang terjadi virus bereplikasi dan mutasi melahirkan varian yang super," katanya.

Dicky mengatakan, hal itu berpotensi menyebabkan keparahan pada pasien yang terinfeksi. Ia bilang, saat ini vaksin dinilai masih efektif untuk menghadapi varian COVID-19.

Akan tetapi, ia masih belum dapat memastikan keampuhan vaksin dalam mencegah penularan terhadap subvarian yang lebih super.

Baca Juga: Terungkap, Begini Kondisi 24 Pasien yang Terinfeksi Omicron BN.1 di DKI Jakarta

"Saat ini vaksin yang ada relatif efektif, tapi dalam mencegah penularan semakin menurun," tuturnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan subvarian Omicron BN.1 yang terdeteksi di Indonesia hingga Kamis (8/12/2022), berjumlah 20 kasus, sejak kali pertama dideteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022.

Sebaran kasus tersebut yakni dari DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, dan Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus.

BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang menjadi turunan dari varian Omicron dan di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India. Saat ini, kasus BN.1 dilaporkan sudah masuk di Amerika Serikat, Inggris, Austria, Australia, dan India.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, sedang memonitor varian tersebut. Sebab, terdapat peningkatan kasus dalam sebulan terakhir.

Proporsi kasus COVID-19 secara global pada sepekan terakhir adalah sebesar 5,1 persen, meningkat dari 4,4 persen dari pekan sebelumnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Epidemiolog Sebut Indonesia Memasuki Era Mix Varian COVID-19

Link berhasil disalin!