Ada 7 langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi paru-paru saat kualitas udara memburuk karena polusi.
INDOZONE.ID - Kualitas udara yang memburuk di wilayah Jabodetabek, meningkatkan risiko gangguan paru-paru bagi para warganya. Untuk itu, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan agar paru-paru tidak terkena dampak buruk dalam kondisi seperti ini.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sekaligus pakar paru, Prof Agus Dwi Susanto, mengatakan ada tujuh hal yang perlu dilakukan untuk melindungi paru-paru saat tingkat polusi udara sedang tinggi.
"Pertama dan yang paling penting adalah terus pantau kualitas udara secara real time melalui aplikasi-aplikasi yang sudah tersedia dan bisa diunduh atau dilihat melalui smartphone kita," kata Agus dalam acara diskusi yang diikuti via daring di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Selain warna-warna yang menunjukkan kualitas udara pada aplikasi, Agus juga mengingatkan agar masyarakat memperhatikan nilai Particulate Matter (PM) 2,5. Ini karena angka-angka pada aplikasi pemantau kualitas udara hanya menunjukkan indeks, tidak tertera nilai PM-nya.
Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Memburuk, Waspadai 10 Penyakit Ini Sebelum Terinfeksi
Nilai PM 2,5 ini konsentrasinya bisa meningkat karena panas, kebakaran, dan polusi udara. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, PM 2,5 ini mengandung materi yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
Agus melanjutkan, langkah kedua yang perlu dilakukan untuk melindungi paru-paru saat udara tercemar adalah memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Untuk menghindari PM 2,5 ini, jenis masker yang bisa digunakan adalah jenis respirator atau N95, kemudian KN 95, FFP 2, KF 94, EP-Barrier Face Covered, elastomeric respirator, dan masker bedah," katanya.
"Lalu ada juga solusi murahnya, yakni dengan masker kain yang diselipkan filter PM 2,5 yang bisa dibeli di toko-toko daring dengan harga minimal Rp10 ribu saja," ia menambahkan.
Baca Juga: Senin Siang Ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk di Dunia
Langkah ketiga yang perlu dilakukan untuk melindungi paru-paru saat tingkat polusi udara tinggi, tambah Agus, adalah dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan pada saat kualitas udara tidak sehat.
Langkah-langkah berikutnya, ia melanjutkan, adalah menghindari aktivitas fisik berat termasuk olahraga di luar ruangan, serta mengecek tingkat polusi udara agar bisa menghindari daerah dengan tingkat polusi tinggi apabila harus beraktivitas di luar ruangan.
Agus mengatakan bahwa langkah yang keenam dan ketujuh yakni menjaga stamina dengan menerapkan pola hidup sehat, serta segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami masalah kesehatan yang mengganggu.
"Kami di RSUP Persahabatan sebagai faskes rujukan penyakit paru, siap melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai upaya deteksi dini dari penyakit-penyakit terkait polusi dan juga siap menerima para pasien yang memang ada keluhan terkait polusi ini," demikian Prof. Agus Dwi Susanto.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: