Ilustrasi orang tepapar infeksi menular seksual
INDOZONE.ID - Lima orang jalanan di Solo, Jawa Tengah positif terpapar infeksi menular seksual (IMS), seperti HIV hingga sifilis.
Data tersebut diketahui usai pemeriksaan awal atau skrining, yang dilakukan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) bersama UNS melalui program pengabdian masyarakat.
Ketua Tim Riset Grup Dermatologi dan Venereologi Profil Infeksi Menular Seksual pada Anak Jalanan di Surakarta, dr Prasetyadi Mawardi Sp.KK(K) menyebut, pada 25-26 Juli lalus udah dilakukan penyuluhan, edukasi dan skrining pemeriksaan infeksi menular seksual dan HIV/Aids.
Ada sekitar 30 orang anak jalanan dan penyandang disabilitas, dari rentang usia 15 hingga 51 tahun yang diperiksa.
"Kami telah memeriksa sekitar 30 anak jalanan dan orang-orang penyandang disabilitas sosial. Rentang usia mulai 15-51 tahun," kata dr Prasetyadi, Selasa (29/8/2023).
Baca Juga: 10 Tanda dan Gejala Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kepala Subbagian Infeksi Menular Seksual RSUD Dr Moewardi Surakarta tersebut menambahkan, pemeriksaan diawali dengan persetujuan masing-masing.
Sampai pada akhirnya didapati hasil bahwa ada lima orang yang terinfeksi penyakit menular seksual.
"Ada lima orang, salah satunya terpapar HIV reaktif dan empat orang terpapar penyakit sifilis," tambahnya.
Ketua Tim Riset Grup Dermatologi dan Venereologi Profil Infeksi Menular Seksual pada Anak Jalanan di Surakarta
Berdasarkan hasil itu, dia meminta kelima orang tersebut melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Pihaknya juga merekomendasikan pemeriksaan ulang untuk satu orang dengan hasil reaktif HIV/Aids.
"Kami rekomendasikan pemeriksaan ulang, tapi sebetulnya tingkat sensitivitas rapid test yang kami gunakan hasilnya di atas 80 persen," ujarnya.
Baca Juga: Sleepover Date Berisiko Tingkatkan Penularan HIV hingga Infeksi Menular Seksual
Berkaca dari hasil itu juga, ke depan perlu dilakukan edukasi dan pendampingan yang memadai agar anak-anak tersebut memperoleh pengobatan yang memadai.
"Orang-orang tersebut juga diharapkan melakukan hubungan seksual secara sehat. Perlu pengobatan yang memadai agar tidak ada komplikasi ke depannya. Diharapkan tidak cukup dengan pengobatan tapi juga memutus rantai (penyebaran penyakit)," pungkasnya.
Dia pun berharap, ke depannya pemeriksaan serupa bisa dilakukan dengan lebih banyak sasaran dan melibatkan pendanaan dari banyak pihak.
"Terus terang ini butuh tindak lanjut, ke depan mungkin akan melibatkan berbagai pihak. Pemeriksaan laboratorium untuk sifilis, HIV itu tidak murah. Sayangnya kami belum melibatkan banyak pihak, harapannya (dengan melibatkan banyak pihak, Red.) akan mengcover lebih banyak sasaran lagi," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara