Kategori Berita
Media Network
Kamis, 13 JUNI 2024 • 15:25 WIB

Peringati Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala, PERDOSNI Beberkan Cara Penanganan yang Tepat

Ilustrasi migrain

INDOZONE.ID - Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) didukung Pfizer Indonesia, mengadakan webinar bertajuk "Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa" dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala yang jatuh pada bulan Juni.

Pada Kamis (13/6/2024), webinar diisi dengan narasumber dari berpengalaman, yakni dr. Restu Susanti dari PERDOSNI,

Ketua Tim Kerja Gangguan Otak, Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Tiersa Vera Junita dan dr. Henry Riyanto Sofyan.

"Migrain merupakan nyeri kepala intensitas berat, dan gejalanya biasanya berupa nyeri kepala berdenyut pada satu atau dua sisi kepala, disertai mual muntah, mengganggu aktivitas, dan dapat disertai sensitivitas terhadap cahaya maupun suara bising," ujar Restu dalam paparannya, Rabu (13/6/2024).

Adapun temuan Laporan Survei Profil Penyakit Migrain yang dilakukan oleh IQVIA pada bulan Desember 2023 , di antaranya sebagai berikut.

  • 67 persen responden mengalami migrain berturut-turut antara 6 bulan hingga 1 tahun.
  • 50 persen penderita mengalami frekuensi terkena migrain 1-4 kali setiap bulan migrain.
  • 57 persen penderita mengkonsumsi obat pusing biasa.
  • Rata-rata tingkat "kesakitan" mencapai 8.2 [dari 0 (tidak sakit) s/d 10 (sangat sakit).
  • Rata-rata sebanyak 4.5x setiap bulannya terserang migrain dan mayoritas mengalami migrain "episodik".

Baca Juga: Sering Migrain? Yuk Simak 9 Cara Hindari Migrain Kumat Berikut

Di samping itu, dr. Henry Riyanto Sofyan, ahli neurologi PERDOSNI, menyebutkan bahwa migrain adalah kelainan neurologis yang tidak hanya menyebabkan sakit kepala, tetapi seringkali juga merupakan kumpulan gejala yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Menurut dr. Henry, migrain bisa disebabkan oleh perubahan kimiawi tubuh dan otak, dan faktor genetik yang merupakan penyebab separuh dari semua migrain.

Terdapat beberapa jenis migrain yaitu migrain dengan aura berupa sensasi kilatan cahaya pada salah satu lapangan pandang sebelum serangan nyeri, dan yang paling banyak adalah migrain tanpa aura.

Berdasarkan perjalanan waktunya, migrain dapat dibagi atas migrain episodik jika nyeri kepala terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan dan migrain kronis jika nyeri kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan dan sudah terjadi selama setidaknya 3 bulan.

"Saat terkena migrain, pasien seringkali disertai mual, muntah, dan kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan suara, yang bisa berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat melemahkan dan menyakitkan," ujar dr. Henry.

Migrain akibat penggunaan obat yang berlebihan disebabkan oleh penggunaan obat yang kronis dan berlebihan untuk mengobati sakit kepala, sebagai gangguan sakit kepala sekunder yang paling umum. Tipe ini lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.

Lebih lanjut dr. Henry menguraikan bahwa gejala migrain dengan aura dapat berkembang melalui empat tahap yaitu prodromal, aura, serangan, dan pasca-dromal. Namun, tidak semua orang yang menderita migrain melewati semua tahapan tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Pers Rilis

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Peringati Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala, PERDOSNI Beberkan Cara Penanganan yang Tepat

Link berhasil disalin!