Ilustrasi Tren Chrome TikTok (Freepik.com @freepik)
INDOZONE.ID - Tren berbahaya bernama chroming di media sosial dapat menimbulkan dampak serius bagi anak-anak dan remaja.
Oleh arena itu, orang tua diimbau untuk lebih waspada dan memantau aktivitas anak-anak mereka.
Melansir dari Vt.co seorang anak bernama Cesar Watson King, 12 tahun, hampir kehilangan nyawanya akibat serangan jantung yang diduga disebabkan oleh chroming pada September 2024.
Insiden ini terjadi tak lama setelah Tommie Lee Gracie Billington, 11 tahun, meninggal pada Maret 2024 karena partisipasi dalam tren yang sama.
Billington ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di rumah temannya di Lancaster, Inggris.
Menurut laporan The Mirror, ia mengalami serangan jantung dan segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Neneknya, Tina Burns, mengungkapkan bahwa kematian cucunya disebabkan oleh viral tren chroming TikTok.
Baca Juga: 43% Gen Z di Indonesia Termasuk Sandwich Generation, Benarkah Kesehatan Mental Terancam?
Ilustrasi Tren Chrome TikTok (Freepik.com @mateus andre)
Chroming merupakan tren berbahaya yang banyak diikuti oleh anak-anak dan remaja.
Prosesnya melibatkan inhalasi bahan kimia dari kaleng aerosol untuk mendapatkan sensasi mabuk sementara.
Ada beberapa metode chroming, seperti menghirup bahan kimia dari kain, kantong plastik, atau langsung dari wadahnya.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah menghirup nitrous oxide (gas tertawa) yang sering digunakan di acara sosial.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Vt.co