Kategori Berita
Media Network
Minggu, 22 DESEMBER 2024 • 19:05 WIB

Menelisik ADHD dan Keseimbangan Hidup: Menjadikan Kesibukan adalah Terapi

 

Anak yang menderita penyakit ADHD

INDOZONE.ID - Attention deficit and hiperactivity disorder (ADHD), merupakan gangguan mental yang menyebabkan pengidapnya menjadi hiperaktif dan sulit berkonstrasi. Namun, suatu penelitian menunjukkan, gejala ADHD dapat berubah seiring waktu, membaik atau memburuk dalam berbagai periode. 

Dilansir New York Times, sebuah studi terbaru menemukan, memiliki tanggung jawab tambahan atau kesibukan, dikaitkan dengan periode gejala ADHD yang lebih ringan. Peneliti menyatakan, hal ini bisa berarti kesibukan dapat memberikan manfaat. 

Akan tetapi, ada juga kemungkinan bahwa individu dengan gejala yang ringan, lebih mampu menangani tanggung jawab yang lebih besar.

“Orang dengan ADHD sering kali menunjukkan performa terbaik ketika ada tenggat waktu mendesak atau tekanan tinggi,” ucap Margaret Sibley, Profesor Psikiatri dan Ilmu Perilaku di University of Washington School of Medicine, Seattle, yang memimpin penelitian tersebut.

Temuan Penelitian

Studi yang dipublikasikan pada Oktober di Journal of Clinical Psychiatry ini, melacak 483 pasien di Amerika Serikat dan Kanada dengan kombinasi gejala ADHD tipe tidak fokus dan hiperaktif-impulsif. Peneliti mengikuti mereka selama 16 tahun, dimulai pada usia rata-rata 8 tahun.

Hasilnya, sekitar tiga perempat partisipan mengalami fluktuasi gejala, yang biasanya dimulai sekitar usia 12 tahun. Fluktuasi ini, meliputi remisi penuh atau sebagian dari gejala. 

Sibley mencatat, remisi lebih mungkin terjadi pada masa-masa kehidupan yang menuntut, seperti ketika seseorang bekerja penuh waktu, kuliah, membesarkan anak, hidup mandiri, atau memiliki kewajiban keuangan untuk orang lain.

Baca Juga: Enggak Cuma Anak-anak, 5 Figur Publik Ini Mengidap ADHD Saat Dewasa

Sibley menyarankan, agar setiap orang dengan ADHD, mencari strategi yang sesuai untuk dirinya.

“Jika kamu dapat menempatkan hal-hal yang tepat dalam hidup, kamu dapat memaksimalkan peluang untuk mengendalikan ADHD,” katanya.

Ilustrasi ADHD. (freepik.com)

Di sisi lain, Direktur Program Klinis dan Penelitian ADHD Dewasa di Massachusetts General Hospital, Dr. Craig Surman, bilang, tidak semua orang dengan ADHD akan mendapat manfaat dari kesibukan.

Respons gejala terhadap kesibukan, bergantung pada sejauh mana kemampuan dan kekuatan individu, sesuai dengan tuntutan yang dihadapi. Baik mereka sebagai pelajar, pekerja, maupun pengasuh.

Keterbatasan Studi dan Strategi Pengelolaan ADHD

Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah, pengukuran ‘tuntutan lingkungan’ yang dilakukan setiap dua tahun. Sehingga, tidak mencerminkan perubahan yang lebih sering terjadi. 

Selain itu, partisipan tidak ditanya tentang keterampilan koping yang mereka kembangkan, seperti berolahraga secara teratur atau bermain olahraga, yang diketahui dapat membantu mengatasi gejala ADHD.

Seorang Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Douglas Tynan, mencatat bahwa, siswa dengan ADHD sering menunjukkan performa lebih baik saat musim olahraga aktif, dibandingkan di luar musim. 

“Mereka tidak hanya lebih sibuk dan memiliki waktu luang lebih sedikit, tetapi juga mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik yang tinggi,” ujarnya.

Namun, Tynan juga mengingatkan, individu dengan ADHD mungkin tetap kesulitan dengan tugas-tugas membosankan. Seperti pekerjaan rumah tangga, terlepas dari seberapa sibuknya mereka. 

Untuk itu, menurut Tynan, strategi seperti daftar tugas menjadi penting, baik saat beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain, maupun saat kembali ke aktivitas yang sedang berlangsung.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: New York Times

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Menelisik ADHD dan Keseimbangan Hidup: Menjadikan Kesibukan adalah Terapi

Link berhasil disalin!