INDOZONE.ID - Siapa sangka, kebiasaan duduk terlalu lama yang sering kita lakukan sehari-hari ternyata menyimpan risiko kesehatan yang serius, salah satunya adalah gagal jantung.
Berjam-jam terpaku di depan layar komputer, atau menghabiskan waktu berlama-lama di sofa mungkin terasa nyaman.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa gaya hidup yang kurang gerak, dan terlalu banyak duduk dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, termasuk gagal jantung.
Berdasarkan studi dari Broad Institue of MIT dan Harvard memberikan pedoman baru yang dapat digunakan, untuk waktu maksimal duduk dan waktu minimal berolahraga.
"Temuan kami mendukung pengurangan waktu menetap untuk mengurangi risiko kardiovaskular, dengan 10,6 jam sehari menandai ambang batas utama yang berpotensi terkait dengan gagal jantung dan mortalitas kardiovaskular yang lebih tinggi," kata ahli jantung Shaan Khurshid, dari Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Broad Institute, yang dikutip dari Science Alert.
"Terlalu banyak duduk atau terbaring dapat membahayakan kesehatan jantung, bahkan bagi mereka yang aktif," lanjutnya.
Baca Juga: Kenali Tahapan Gagal Jantung dan Cara Efektif Mengatasinya yang Kamu Harus Tau!
Studi ini sudah menganalisis sebanyak 89.530 orang, dengan usia rata-rata 62 tahun. Data ini direkomendasikan bagi kesehatan jangka panjang, rata-rata 8 tahun.
Mengutip dari Science Alert, bahwa rata-rata waktu duduk adalah 9,4 jam sehari, tetapi pada 10,6 jam per hari tampaknya ada titik balik.
Mereka yang duduk selama sedikitnya 10,6 jam memiliki risiko gagal jantung 40 persen lebih tinggi dan risiko kematian kardiovaskular 54 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang duduk lebih sedikit.
Resiko kesehatan terbesar yang mengakibatkan penyakit ini muncul adalah individu yang jarang berolahraga.
Sebab pada normalnya, individu diwajibkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 150 menit atau bisa dilakukan per minggu, untuk mencegahnya penyakit ini.
Baca Juga: Waspada! Konsumsi Madu Palsu Sebabkan 5 Efek Samping ini Bagi Kesehatanmu!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Science Alert, Jurnal American College Of Cardiology