INDOZONE.ID - Menjelang akhir masa jabatannya, pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan akan mengalokasikan dana sebesar US$306 juta atau Rp 4,9 Triliun untuk memperkuat respons nasional terhadap ancaman flu burung sebelum Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat.
Dana ini akan digunakan untuk mendukung program kesiapsiagaan dan pemantauan di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal, serta penelitian terhadap langkah penanggulangan medis potensial untuk melawan virus H5N1.
“Meski risiko penularan pada manusia masih rendah, kami selalu bersiap menghadapi skenario apa pun yang mungkin muncul,” kata Menteri Kesehatan Xavier Becerra dalam pernyataannya. “Kesiapsiagaan adalah kunci untuk menjaga kesehatan warga Amerika dan melindungi negara ini.”
Baca Juga: Kasus Flu Burung Serius di AS Varian Genotipe D1.1 Picu Kekhawatiran Pandemi
Sejak awal tahun 2024, Amerika Serikat telah melaporkan 66 kasus flu burung pada manusia. Namun, para ahli memperkirakan jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi, karena beberapa kasus mungkin tidak terdeteksi, terutama di kalangan pekerja peternakan unggas dan sapi.
Meski virus ini belum terbukti menular antarmanusia, para ilmuwan khawatir karena flu burung yang beredar di antara hewan dan manusia dapat bergabung dengan virus influenza musiman. Jika ini terjadi, mutasi yang lebih menular bisa memicu pandemi mematikan.
Baca Juga: Kasus Flu Burung Meningkat: WHO Serukan Pengawasan Ketat untuk Cegah Risiko Pandemi
Ilustrasi flu burung di Amerika Serikat. (Reuters/Dado Ruvic)
Pengumuman pendanaan ini dilakukan di tengah kekhawatiran mengenai bagaimana pemerintahan Trump akan menangani ancaman flu burung.
Dalam wawancaranya dengan majalah Time, presiden terpilih menyatakan niatnya untuk menghapus Kantor Kebijakan Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi yang dibentuk di bawah Biden.
Namun, belum jelas apakah ia memiliki wewenang untuk melakukannya, mengingat kantor tersebut dibentuk melalui keputusan Kongres.
Robert F. Kennedy Jr., yang dipilih Trump sebagai Menteri Kesehatan, dikenal skeptis terhadap vaksin dan mendukung konsumsi susu mentah yang diduga dapat menjadi media penyebaran flu burung.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com