Ilustrasi ibu hamil yang mengalami wasir. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Menikah dan memiliki anak menjadi kesempurnaan bagi pasangan. Akan tetapi, tak sedikit pasangan yang sulit mendapatkan anak, setelah bertahun-tahun menikah.
Spesialis Kandungan dari Klinik Bocah Indonesia, dr. Surya Adi Pramono, Sp.OG, Subsp. FER, MIGS, mengungkapkan masyarakat sedang dihadapkan dengan fenomena tingkat kesuburan menurun.
Lantas, apa faktor penyebabnya? Dia menjelaskan, faktornya karena gaya hidup, makanan, dan paparan polutan.
“1 dari 6 pasangan atau sekitar 50-80 juta pasutri memiliki masalah infertilitas pada wanita dan pria. Di wanita banyak kecenderungan penurunan cadangan telur yang dipunyai. Sekarang terjadi penurunan jumlah telur pada wanita dan kita harus aware dengan faktor tersebut,” ujarnya saat Media Gathering bersama Klinik Bocah Indonesia di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Spesialis Kandungan dari Klinik Bocah Indonesia dr. Surya Adi Pramono, Sp.OG, Subsp. FER, MIGS
Baca Juga: 8 Buah yang Wajib Dikonsumsi Ibu Hamil untuk Persiapan Persalinan
Penurunan kesuburan seseorang dipicu oleh banyak faktor. Pada wanita, biasanya mengalami gangguan ovulasi yang terjadi setiap bulan.
Tanda-tandanya bisa dikenali dari masa haid, yaitu kurang dari delapan kali dalam setahun.
“Masa subur pada wanita diketahui dari haid tiap bulan. Kalau tidak terjadi ovulasi, sel telurnya gak keluar, endometriosis juta bisa menyebbakan penurunan cadangan telur, sumbatan tuba yang disebabkan infeksi, banyaknya kasus keputihan yang menyebabkan saluran tuba terhambat, sehingga bisa menyebabkan infertilitas,” ungkapnya.
Sayangnya, jarang wanita yang sadar dengan masalah gangguan rahim ini. Untuk gejalanya, sebenarnya mudah dikenali saat wanita mengalami haid.
“Gejalanya ditandai nyeri haid, kita ketahui lancarnya siklus tiap bulan itu tandanya teratur tiap bulan, bisa sampai 2-4 hari. Nah kalau haidnya 2-3 bulan sekali dan haid berkepanjangan itu terjadi gangguan rahim seorang wanita,” tuturnya.
Sementara pada pria, gejala infertilitasnya juga mudah dikenali. Mulai dari kurangnya testosteron hingga terjadi nyeri pada alat vital.
“Pada pria rata-rata gak bergejala detail memang. Tapi biasanya itu manifestasi kurang testosteron, gangguan libido, lemas, ngantuk, ereksi gak bisa, nyeri pada skrotum,” terang dr. Surya.
Jika mengalami masalah tersebut, peluang untuk memiliki buah hati sebenarnya tetap ada. Tata laksana awal, yaitu skrining pada pria dan wanita.
Baca Juga: Apakah Pola Makan Vegetarian Aman untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya
“Setelah skrining, dokter akan kasih obat untuk pembesaran sel telur. Dokter akan pantau di hari ke-12, kita cek dan kita siapkan untuk pembuahan, jadi solusinya gak hanya bayi tabung,” ujar dr. Surya.
Jenis obatnya berupa obat minum dan obat suntik. Setelah diberi obat, biasanya di hari ketiga dan kelima setelah minum, hasilnya bisa dilihat.
“Di hari ke-12, kita siapkan untuk pembuahan, pasiennya bisa berhubungan dan next-nya kalau masih tidak berhasil, akan ditambahin dosis obatnya,” tutup dr. Surya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung