Kategori Berita
Media Network
Minggu, 25 MEI 2025 • 11:25 WIB

Waspadai Abrasi Kornea, Luka Kecil yang Bisa Berdampak Besar

 

Ilustrasi seseorang mengalami abrasi kornea.

INDOZONE.ID - Abrasi kornea merupakan kondisi luka gores atau lecet pada kornea, yaitu bagian bening di depan mata. Cedera ini kerap terjadi secara tiba-tiba, sebelum sistem pertahanan alami mata sempat bereaksi.

Sehingga menimbulkan rasa sakit, silau terhadap cahaya, dan mata berair. Bahkan dalam beberapa kasus, abrasi kornea juga dapat menyebabkan infeksi.

Ketika otak mendeteksi adanya ancaman terhadap mata, tubuh secara refleks akan memberikan perlindungan. Kelopak mata akan menutup, bola mata akan bergerak ke atas, dan tubuh mengambil posisi bertahan untuk melindungi wajah. 

Meskipun sistem pertahanan ini cukup efektif, kornea tetap rentan terhadap cedera. Apalagi, kornea memiliki ujung saraf terbuka, yang bisa bikin rasa sakitnya sangat intens.

Baca Juga: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganan Mata Merah

Penyebab dan Faktor Risiko

Abrasi kornea bisa disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari mainan yang melayang hingga selembar kertas. Cedera ini dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja—baik saat berolahraga, berkebun, atau mengerjakan hobi. 

Ironisnya, banyak abrasi justru disebabkan oleh tindakan kita sendiri. Misal, terkena kuku, sikat maskara, ranting pohon, atau benda umum lainnya.

Ilustrasi mata (visioneyeinstitute.com.au)

Kornea terdiri dari lima lapisan, dengan lapisan terluar (epitel) paling mudah rusak. Bila benturan cukup keras, lapisan yang lebih dalam juga bisa terkena dampaknya. Lensa kontak yang rusak atau tidak pas juga bisa melukai kornea. 

Selain itu, benda asing yang tersangkut di antara kornea dan lensa kontak, atau di bagian dalam kelopak mata atas, bisa menyebabkan gesekan pada setiap kedipan.

Gejala Abrasi Kornea

Biasanya, penderita langsung menyadari ada yang tidak beres. Rasa sakit bisa bervariasi, dari ringan hingga seperti tertusuk. 

Beberapa penyakit yang merusak kornea juga bisa bermula dari nyeri ringan yang lama-kelamaan memburuk. Gejala lain termasuk penglihatan kabur, mata silau, dan keluarnya air mata secara berlebihan.

Diagnosis

Diagnosis disarankan dilakukan dokter mata (dokter optometri). Pengobatan darurat di instalasi gawat darurat (IGD) sebaiknya dihindari, kecuali tidak ada pilihan lain.

Sebab, sebagian besar IGD tidak memiliki peralatan untuk menangani cedera mata ringan. 

Biasanya, dokter mata akan memeriksa tingkat kerusakan dan merencanakan pengobatan. Pemeriksaan umumnya menggunakan biomicroscope dengan cahaya terang dan pewarna khusus untuk menyoroti luka.

Pengobatan

Pengobatan dengan tetes mata merupakan salah cara pengobatan abrasi kornea.

Kabar baiknya, lapisan epitel kornea dapat sembuh dengan cepat—dalam 24 hingga 48 jam. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menutup mata dengan perban atau memberikan lensa kontak khusus untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit. 

Antibiotik dalam bentuk tetes atau salep juga biasanya diberikan untuk mencegah infeksi. Obat pereda nyeri dan air mata buatan, dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.

Baca Juga: Hati-hati! Sindrom Penglihatan Komputer Bisa Ganggu Mata Akibat Layar Digital

Pasien disarankan untuk tidak mengucek mata dan melakukan kontrol ulang dalam 24 jam. Jika luka tidak sembuh sempurna, dapat terjadi abrasi kornea berulang yang bisa berlangsung lama, bahkan bertahun-tahun. 

Jenis abrasi ini memerlukan pengobatan lanjutan dan kepatuhan penuh dari pasien terhadap anjuran dokter.

Jika abrasi disebabkan jaringan hidup seperti kuku atau ranting, ada risiko infeksi jamur yang serius. Infeksi ini tidak selalu muncul segera, namun bila rasa sakit muncul kembali setelah luka tampak sembuh, segera periksakan kembali ke dokter.

Pencegahan

Meski otak memiliki mekanisme perlindungan otomatis, cedera pada mata tetap bisa dicegah. Gunakan pelindung mata saat melakukan aktivitas yang berisiko terhadap mata, seperti berkebun, olahraga, atau bekerja dengan benda tajam. 

Kacamata olahraga juga penting digunakan saat bermain olahraga dengan benda berkecepatan tinggi seperti baseball, badminton, atau futsal.

Bagi pengguna lensa kontak, segera lepas lensa bila terasa tidak nyaman dan konsultasikan ke dokter. Jangan pernah menggunakan lensa kontak yang tidak diresepkan secara resmi oleh dokter.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: American Optometric Association

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Waspadai Abrasi Kornea, Luka Kecil yang Bisa Berdampak Besar

Link berhasil disalin!