Seluruh masyarakat Indonesia tahu bahwa 17 Agustus menjadi hari kemenangan bagi bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, hari tersebut tak luput dari berbagai kegiatan yang ditujukan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, seperti upacara kemerdekaan atau lomba 17 Agustus.
Selain itu, kegiatan lainnya seperti membacakan puisi juga dilakukan untuk memaknai hari kemerdekaan. Jika kamu diberikan tugas membacakan puisi, beberapa contoh puisi kemerdekaan.
Contoh Puisi Kemerdekaan
Beberapa puisi merdeka ini dikutip dari buku Antalogi Puisi Kemerdekaan, Pancasila dan Pendidikan dari TPS Amla dan buku Antalogi Literasi Merdeka, Opini dan Puisi dari Yayasan Ruang Baca Komunitas
1. Satu Kata "Merdeka" - Alina Yulia Utami
Hati bergetar
Jiwa bergelora
Semangat ini tak pernah padam
Dari dirimu
Dengan sebuah bambu runcing
Kau lawan musuh musuhmu
Tetesan darah mengalir membasahi tubuhmu
Namun kau tak pernah menyerah
Dengan penuh keyakinan kau kobarkan semangat
Harapan untuk bisa terbebas dari belenggu penjajahan
Kau teriakkan kata MERDEKA
Merdeka untuk nusa dan bangsa
Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia HUT RI Ke-76
2. Padamu Pahlawanku - Alina Yulia Utami
Derap langkah mengiringi kepergianmu
Dihari nan suci ini tanpa diriku
Kau berjuang demi nusa dan bangsa
Demi membela Ibu Pertiwi
Oh pahlawanku
Kau berjuang demi membela ibu pertiwi
Kau korbankan harta bahkan nyawamu Untuk negeri ini
Demi mempertahankan pancasila dan NKRI
Oh pahlawanku
Begitu besar jasamu
Begitu harum namamu
Terima kasih pahlawanku
Kau bela negeri ini sampai mati
3. Penuh peluh - Alwiyah Dwi P
Aku menyaksikan dari jauh
Senjata itu kian menusuk tubuh
Dan kini hanya tinggal separuh
Tak lagi terlihat utuh
Jiwaku terasa ikut terbunuh
Semakin terdengar suara gemuruh
Semakin aku tak bisa menahan peluh Berjuang dengan semangat penuh
Meski keadaan semakin gaduh Semangatnya yang semakin rusuh
Dibalik pakaiannya yang lusuh
Masih terdapat semangat yang tetap utuh
Selalu berpegang teguh
Untuk menjaga Indonesia ingin membuatnya runtuh
4. Perjuangan - Dadan Maulana
Kemerdekaan ini diraih dengan usaha
Usaha tanpa kata menyerah
Kemerdekaan ini diraih dengan keringat
Yang bercucuran gerimis turun membasahi dahan
Kemerdekaan ini diraih dengan lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini diraih dengan darah
Karena berjuta ton darah tumpah untuk kemerdekaan
Kemerdekaan ini diraih dengan nyawa
Karena beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk indonesia
Semuanya untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah Perjuangan para pahlawan yang tidak sia-sia
Tapi sekarang malah di sia-siakan
5. Prawira Negara - Dwi Yuliana
Gugur...
Tujuh Melati Pagar Bangsa kami gugur
Ibu Pertiwi menyeru meletakkan senjata Tunailah Dharma Bakti mereka
Tak di sangka sebuah Lubang Buaya akhirnya
Apa...
Kata sudah 'Merdeka' terucap
Tapi kejadian itu datang merenggut
Melati Pagar Bangsa kami dari Ibu Pertiwi
Tlah usai kami yang meneruskan perjuangan mu
Generasi muda penerus mu berjiwa ksatria Berwatak Perwira pemimpin bangsa.
Tanah dipijak oleh kalian Melati Pagar Bangsa Agar kami ingat kami berjanji untuk negara ini Bertanya 'Apa yang negara berikan pada kami?' Tetapi kami akan bertanya apa yang telah kami berikan
6. Bebas - Debora Agatha Chandra E.
Di tanah sendiri tanpa kebebasan menjadi tidak berarti? Menyusup berlindung dalam perdu
Tergores berdarah pun sudah tak lagi ku rasa sakitnya Dingin? kulit kami keras bagai kulit kayu
Sekali lagi
Masih kah ada?
Satu jalan untuk kembali pulang
Menyebutnya sebagai rumah tanpa harus terjajah Jauh tinggalkan hutan menuju perkampungan
Melepas tombak terganti dengan erat genggaman Masih kah ada?
Satu titik untuk ku sobek lebarkan sebagai cahaya Mengusir kutu penghisap darah kaya
7. Jeruji Belanda - Eli Sulistyowati
Bergelut dengan sengsara
Berbalut rasa menderita
Tenggelam dalam tangis air mata
Terjerat dalam jeruji Belanda
Seakan hari tak kunjung berhenti
Seakan dunia bertema neraka
Seolah nyawa tak ada artinya Seolah waktu berhenti seketika
Tapi semangat tak pernah padam Tapi orasi tak pernah bungkam Demi masa depan yang tak suram Demi Indonesia tak jadi temaram
8. Kala Itu - Eliya Najma M
Kala itu langit berseri seri
Awan bergerak elok mengikuti arus angin Dan angin bertiup lembut membelai jiwa Kala itu Indonesia ditimpa kabar gembira Namun adapula yang benci akan hal itu
Kala itu waktu masih pagi
Hanya ada sesosok yang berdiri gagah Mengumumkan kemerdekaan Indonesia Kala itu di bagian bumi yang lain
Berdirilah banyak orang berhadap hadapan Menunggu aba-aba mulainya perebutan Perebutan kekuasaan yang dilindungi
Indonesia telah merdeka
Walau banyak yang mencaci dan membenci
Indonesia tetap kokoh pondasi
Walau banyak yang berusaha menghancurkan
9. Indonesiaku - Fadlan. M. Siregar
Dasar negara pancasila
Republik bentuknya
Banyak suku, ras, agama,
dan adat istiadatnya
Kilauan emas di ibukota Jakarta
Patung soekarno-hatta di Sumatera
Tambang emas di papua
Kekayaan negeri ku
Mungkin kita hanya bisa mempertahankan
Jangan lupakan
Tetap pengang teguh indonesia
Agar tidak kembali seperti kemarin
Bila hal itu terjadi
Resah jiwa raga ini
Raih tinggi masa depan
Dan menjadi pertahanan negara
Inilah negeri ku...
10. Merdeka Belajar - Bina Nisa Shabira
Merdeka belajar
Belajar merdeka
Raih prestasi setinggi langit
Namun tetap membumi
Merdeka belajar
Belajar merdeka
Ragam literasi, numerasi
Tapi tak lupa budi pekerti
Merdeka belajar
Belajar merdeka
Fokus raih prestasi
Walau di tengah pandemi
Merdeka belajar
Belajar merdeka
Siapkan potensi diri
Persembahkan untuk Ibu Pertiwi
11. Cita Cinta Bunga Untuk Sang Pertiwi - Cicin Solihati Fitria Firizki
Menatap asa menggapai cita
Mencari arah sinar sang surya
Menerjang badai menembus angan
Kepak sayap menantang awan
Tekad sang bunga mekar di kegelapan
Menuju cahya terang benderang
Meski terjal menerpa mata
Pandangan di gelapnya surya
Terbebas rasa dalam gulita
Terikat bebas menuju cita
Dalam perih terbuka cela
Tidak … takan lekang letihku
Menggapai nuansa harmoni waktu
Bebas berkepak di antara binar bintang
Dalam sinaran waktu yang menuju
Bebas mengharumkan ranah pertiwi
12. Rindu yang Tertahan - Didih Faridah
Dulu sekali,
Demokrasi hanya mimpi
Hanya angan dalam ilusi
Hanya mimpi tak bertepi
Hanya endapan suara hati
Dua dekade berlalu
Demokrasi semakin maju
Siapa jua bebas mengadu
Tak peduli asli atau pun palsu
Atas nama rakyat mereka mengaku
Tapi kini
Demokrasi seakan dikebiri
Suara hati tiada lagi berarti
Bersuara berarti mati
Atau mondok di balik jeruji besi
Kebebasan berpendapat?
Entah di mana dia berada
Entah untuk siapa dia ada
Entah pada siapa dia berpihak
Entah...
13. Antara Kau dan Ibu Pertiwi: Gundah Gulana Sang Aktivis - Firosul Haq
Sepertiga malam aku terbangun
Bukan karena hawa dingin yang menyelinap dari ventilasi kamar
Atau karena mimpi buruk yang menakutkan
Sejujurnya tadi malam aku berdialog dengan Tuhan
Meski sebetulnya hanya satu arah
Setelah Ummi dan Abii ku doakan
Terselip kata yang sama untuk kau dan Ibu Pertiwi
“Semoga baik-baik saja”
Dalam bincang hangat lewat lafadz dzikir dan doa
Menyelinap beragam kata yang sempat kau ucap
“Aku lebih peduli Ibu Pertiwi”
Mungkin menurutmu apa yang ku impikan tak terdefinisikan
Wajar saja jika kau mengira aku tak peduli
Kata khawatir yang sering kau ucap di setiap pelukan
Tak juga membuatku mangkir dari perjuangan
Dalam gegap gempita tugas suci yang mulia ini
Berkobar selalu api semangat kemerdekaan
Kemerdekaan itu harga mati
Karena merdekaku adalah melihat kau dan Ibu
Pertiwi tersenyum.
14. Anak Bangsa - Ida Parida
Kutatap satu persatu wajah polosmu
Terlihat tampak ada keragu raguan
Cita-cita dan harapan ada dibenak mu
Tuk meraih secercah masa depan
Belajar pantang menyerah
Tersirat dalam wajah-wajah mungil
Berpikir untuk mendapat jawaban
Merenung untuk bisa menyelesaikan persoalan
Untuk dapat hasil gemilang
Dengan harapan yang kau dambakan
Membawa sukses di hari kan datang
Lelah, letih tidak jadi halangan
Tak juga kau jadikan rintangan
Kesal, mumet, selalu kau hadang
Kau tetap teguh, kokoh, berjuang melawan kebodohan
Hanya satu harapan gemilang, menjelang masa yang kan datang
Kaulah penerus bangsa beribu ilmu.
15. Perjuangan - Ida Parida
Kuayuh langkah penuh harapan
Kupegang teguh kokoh keyakinan
Kusinggahi maktab segudang ilmu
Kusingsingkan lengan baju
Kutempuh penuh dengan perjuangan
Berlari terengah-engah penuh makna
Menapaki jalan penuh rintangan
Tuk menyongsong hari esok penuh harap
Angan melayang penuh harap
Berjuta sandaran rasa bergelora dalam jiwa
Untuk engkau gapai
Rasa terukir penuh doa
Semakin rasa, kedamain datang menjelma
Menyejukkan kalbu, penuh dengan sukur
Geloraku selalu menatap hari esok
Yang belum nampak, tapi pasti datang
Ternyata aku tidak sedang mimpi
Inilah kenyataan perjuangan.
Baca Juga: Kumpulan Puisi Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus untuk Ucapan HUT RI ke-75
16. Perjuangan Menuju Kemerdekaan - Iis Sulastri
Sejarah telah mengisahkan
Betapa kerasnya perjuangan menuju kemerdekaan
Betapa sulitnya hidup dalam belenggu penjajahan
Betapa sakitnya hidup tanpa kebebasan
Para pejuang berguguran
Demi raih kemerdekaan
Haruskah kita sia-siakan kemerdekaan?
Sedangkan dalam kenangan
Air mata bercucuran
Mayat-mayat berserakan
Darah-darah ditumpahkan
Tuk jemput kemerdekaan
Wahai anak negeri
Bangunlah dari mimpi
Saatnya kita bahagiakan Ibu Pertiwi
Dengan karya dan prestasi
Kini jalan terbuka lebar
Semua cita dapat kau kejar
Raihlah dengan semangat belajar
Demi masa depan yang berpijar
Berjuang dan raihlah semua cita
Hingga kau menggenggamnya dengan nyata
Nikmati kemerdekaan di Nusantara tercinta
Persembahkan karya bagi Indonesia Raya
17. Kobarkan Semangat Belajarmu - Lista Rahmawati
Hampir dua warsa sudah kita tak bersua
Untuk menuntut ilmu di ruang-ruang kelas
Bukannya ibu tak mau, atau ibu tak rindu
Keadaanlah yang membuat jarak tak terperi
Membuat tatap muka terkadang sebatas ilusi
Meskipun begitu, tetaplah semangat putra putriku
Kobarkan ghirah-mu dalam menuntut ilmu
Tetaplah merdeka dalam belajar
Karena kemerdekaan adalah hakiki
Pun dengan belajar, adalah bekalmu hingga renta nanti
Belajarlah meski lewat ruang digital
Belajarlah meski acap kali di depan layar
Bebaskanlah segala keingintahuanmu
Jadilah berilmu dan berbudi putra-putriku
Kelak kau akan tahu derajatmu tinggi karena budi dan ilmumu
Ketika tiba waktu untuk bersua
Sunggingkanlah senyum terbaikmu
Kita melangkah bersama meraih cita-citamu.
18. Merdekalah Negeriku - Niza Ulhusni
Suatu pagi
Di bulan suci
Sang penjajah negeri
Tersungkur ngeri
Kekalahan telah pasti
Pemimpin Ibu Pertiwi
Mengumandangkan proklamasi
Tanda merdekanya negeri
Sang penjajah harus angkat kaki
Seluruh bumi persada
Menyambut gegap gempita
Sang pusaka berkibar
Di langit Ibu Kota
Dalam masa ini
Di negeri yang merdeka
Air dibeli
Kemakmuran tinggal mimpi.
19. Merdeka-Merdeka - Prawiro Sudirjo
Pekik sorak berteriak
Kumandangkan menyambut kemerdekaan
Merdeka!
Merdeka!
Kini lepas sudah semua belenggu
Kini hilang sudah segala nestapa
Jayalah negeriku!
Jayalah bangsaku!
Tanggal tujuh belas Agustus
Menjadi momentum
Berkumandangnya Indonesia Raya
Ke seluruh penjuru dunia
Bangkitlah bangsaku!
Bangkitlah Negeriku!
Ayo kita jadi pandu
Bagi kemerdekaan Indonesia.
20. Merah Putih - Prawiro Sudirjo
Merah darahku untukmu negeri
Etos juang kita naikkan
Raga kita kuatkan
Agar kemerdekaan tetap terjaga
Hancurkan semua hambatan dan rintangan
Putih tulangku untuk bangsa
Upayakan segala daya untuk merdeka
Tekad kuat selalu di dada
Indonesia Raya jadi digdaya
Harum mewangi seluruh negeri
Baca Juga: 5 Contoh Teks Pidato Singkat Tentang Kemerdekaan HUT RI ke-77
Itu dia berbagai contoh puisi hari kemerdekaan yang dapat kamu jadikan referensi atau kamu bagikan untuk memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus. Merdeka!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antalogi Puisi Kemerdekaan, Pancasila Dan Pendidikan Dari TP, Antalogi Literasi Merdeka, Opini Dan Puisi Dari Yayasan Ruan